INIPASTI.COM, MAKASSAR – Enam tahun lalu, tepatnya 31 Januari 2011 kabar duka itu datang dari Putra bungsu Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo dan Ayunsri Harahap. Rinra Sujiwa Syahrul Putra berpulang ke Rahmatullah, kenangan bersamapun diuntai kembali.
Disaat menghadiri pelantikan pejabat eselon III dan IV Syahrul sempat meminta agar semua dapat mendoakan anaknya, “Saya ingat enam tahun lalu, ketika memimpin rapat besar menghadiri agenda di saat waktu yang sama sedang berduka karena kepergian Rinra. Kalau bisa saya ingin kita semua mengirimkan Al Fatiha, untuknya,”ujarnya,kemarin.
Usai menghadiri pelantikan, bersama rombongan, Ia langsung menuju TMP Panaikang berziarah kubur, didampingi Istri beserta anaknya dan cucunya mengunjungi makam sang anak tercinta.
Syahrul menumpahkan rindunya dengan memanjatkan doa untuk putranya, yang meninggal di usia muda ketika mengikuti jenjang pendidikan di IPDN saat itu. Ia menguntai kenangan bersama, tentang sosok Rinra.
“Anak adalah segalanya, Rinra itu terlalu bagus. Dia meninggalkan sekolah di luar negeri hanya untuk mengikuti perintah bapaknya. Yang membuat bangga, Rinra tidak pernah pamer dirinya sebagai anak gubernur di sekolahnya,”ujar Syahrul.
Ia melanjutkan, dihadapan gurunya Rinra menghindar dikatakan sebagai anak gubernur, seperti anak biasa lainnya. Bahkan saat itu pacarnya tidak tahu, “kalau mau membesuk, Dia mau terima kita
di tempat penjual bakso atau di mesjid. Tidak mau masuk kampus, padahal saya punya wibawa yang cukup, saya seorang gubernur untuk diterima dalam kampus,”ungkapnya.
Syahrul mengisahkan tentang sikap Rinra, kalau ada kesalahan sopir di rumah atau kesalahan orang tidak mampu, dia akan maju membela.
“Bapak jangan dimarahi, kalau dia hebatkan, pasti dia mau menjadi gubernur. Anaknya juga sangat care sama temannya dan semuanya, yang paling berkesan bagi saya adalah ketika suatu saat mau undang guru, dan teman-temanya memperlihatkan bahwa dirinya adalah anak gubernur, dan itu dikatakannya menjelang kematiannya,”ujarnya.
Akhirnya perkataan dari Rinra terbukti, menurut Syahrul semua temannya datang Mulai dari Aceh sampai Papua sebagai temannya sebagai seorang Rinra yang senior. Sosoknya sebagai gubernur praja walapun akhirnya itu dianulir, atlet yang kuat. Kenangan tersebut menjadi cerita dari seorang ayah untuk anaknya,apalagi kepergiannya diiringi berbagai kabar miring saat itu.
“Saya sedih kalau ada yang mengatakan kalau dia meninggal karena narkoba dan lain lain. Bukan itu. Usus buntunya penyebab akhirnya meninggal, ketika itu dia orang pertama masuk seusai libur, namun karena saat itu belum banyak yang masuk, kemudian indikasi keracunan sehingga nyawanya tidak tertolong,” paparnya.
Satu pesan yang harus diingat oleh Syahrul adalah ketika Rinra mengungkapkan kalau Bapaknya dibutuhkan secara nasional, sehingga jangan hanya berada di Sulsel.