INIPASTI.COM, MAKASSAR – Ramadan adalah bulan pelatihan, Al-Riyadah Al-Ruhaniyah, tempat melatih diri ber-imsak atau manahan diri dari godaan nafsu.
Ketidakberdayaan dalam menghadapi pengaruh kuatnya arus godaan nafsu, menyebabkan manusia terjerambap dari tempat terhormat ketempat hina.
Al-Quran banyak mengungkapkan peristiwa sejarah untuk dijadikan pelajaran agar manusia tidak jauh dari lubang yang sama.
Demikian awal penyampaian khotib Prof.Dr. H.Ahmad M. Sewang, M.A. pada pelaksanaan Shalat Idul Fitri 1438 H. Di pelataran lantai I Gedung Pinisi Universitas Negeri Makassar.
Pelaksanaan Idul Fitri yang dihadiri Rektor UNM Prof.Dr. H. Husain Syam, M.TP. para Pembantu Rektor, para Dekan Fakultas, jajaran UNM dan masyarakat dengan Imam Drs. H. Sainuddin.
Ahmad M. Sewang dalam khobahnya, bahwa dalam realitas kehidupan sosial dewasa ini, sebagian manusia semakin jauh dari etika sosial atau moralitas yang humanis.
Mereka seakan sudah dikendalikan nafsu egonya, sehingga kasih sayang dikalahkan oleh rasa permusuhan.
Kemuliaan manusia terletak pada kemampuannya memwnangkan pertarungan terhadap nafsu yang ada dirinya sendiri. Sebaliknya manusia akan hina apabila ia dikendalikan oleh nafsunya.
Hawa nafsu adalah musuh bebuyutan manusia, musuh yang tercokol dalam diri mamusia yang lebih berbahaya dari musuh nyata di medan perang.
Dikatakannya, kedekatan pada Tuhan inilah yang disebut taqwa sebagai tujuan akhir dari ibadah puasa. Inilah pelajaran berharga dari ibadah puasa yang kita laksanakan sebulan penuh dan sekaligus pelajaran yang ditanamkan oleh Rasulullah SAW.
Zakat fitrah adalah kewajiban massal yang harus ditunaikan bagi setiap muslim sebelum pelaksanaan shalat Idul Fitri sebagai simbol kasih sayang, perdamaian, dan solidaritas kemanusiaan.
Lebih lanjut Ahmad M. Sewang mengatakan bahwa secara konsepsional, doktrin Islam yang utama adalah perdamaian. Kata Islam sendiri bermakna damai, aman, selamat, dan penyerahan diri.
Laporan: Burhanuddin
Kepala Humas UNM