Jumat sore waktu Turki, kendaraan militer dan pasukan menyerbu ibu kota Turki, Ankara dan kota terpadat lainnya, Istanbul. Perdana menteri negara itu, Binali Yildirim, bergegas ke stasiun televisi pemerintah untuk mengumumkan bahwa ini adalah upaya kudeta oleh setidaknya beberapa bagian dari sayap militer terhadap pemerintah saat ini, yang dipimpin oleh Presiden Recep Tayyip Erdogan. Masa-masa selanjutnya adalah perang pernyataan; dari pihak yang memimpin kudeta mengaku mewakili angkatan bersenjata Turki, mengklaim telah menguasai pemerintah. Namun, beberapa jam kemudian, seorang juru bicara pemerintah mengatakan kelompok kudeta telah dikalahkan. Saling klaim berlangsung hingga Presiden Erdogan mendarat di Istanbul, sekitar pukul 1.20 pagi hari waktu Turki. Hingga pukul 2.32 pagi hari waktu Turki, belum ada yang mengetahui berapa persen dari militer terlibat dalam kudeta ini, siapa pemimpin, atau seberapa besar kemungkinan mereka untuk berhasil. Yang pasti, Turki memiliki sejarah panjang tentang kudeta. Sejak berdirinya negara Turki modern, ada empat kali kudeta militer yang sukses. Sekitar 15:30 EST, laporan melalui streaming di media sosial sedang terjadi operasi militer besar di Ankara dan Istanbul. Di Ankara, tank meluncur melalui jalan-jalan kota, pesawat terbang berputar-putar di atas keramaian kota Ankara, dan kendaraan militer dikelilingi tentara yang melakukan percobaan kudeta. Dua jembatan utama di Istanbul, Bosphorus dan Fatih Sultan Mehmet, diblokir oleh tentara. Tank-tank tentara meluncur ke Bandara Internasional Istanbul, untuk mendudukiny
Sekitar 16.15 sore, Perdana Menteri Binali Yildirim melalui TV mengumumkan bahwa itu adalah upaya kudeta . “Sebuah kelompok faksi di militer berusaha melakukan pemberontakan,” kata Yildirim bersumpah untuk tidak membiarkan kudeta berhasil. Pada sekitar 16:30, pernyataan bersumber dari “Angkatan Bersenjata Turki” mengklaim bahwa militer telah menguasai pemerintahan. Pernyataan itu dimaksudkan untuk memberitakan kepada publik sebagai upaya melindungi demokrasi Turki. ” Angkatan Bersenjata Turki telah benar-benar mengambil alih pemerintahan dari negara untuk mengembalikan tatanan konstitusional, hak asasi manusia dan kebebasan” Demikian penjelasan seseorang yang mengaku mewakili Angkatan Bersenjata Turki. Pada masa yang sama, Presiden Recep Tayyip Erdogan,pemimpin pemerintah Turki yang sah sedang berlibur dan keluar dari ibukota Turki. Pada pukul 17:30, Erdogan menyampaikan pidato kepada bangsanya melalui Skype. Ini menyalahkan kudeta yang dilakukan oleh “anggota minoritas militer” dan “struktur paralel.” Dia juga mengaitkan kudeta ini dengan gerakan Gulenist – sebuah gerakan keagamaan dan politik yang berpengaruh yang digunakan untuk disejajarkan dengan Erdogan, gerakan ini dilakukan Gulen sejak berbalik melawan Erdogan. Kini Erdogan mendorong masyarakat Turki untuk turun ke jalan sebagai protes, khususnya menduduki bandara dan tempat strategis publik. Sekarang ajakan Erdogan menuai hasil. Di Ankara, demonstran mengikuti jejak Erdogan, turun ke jalan untuk mendukung pemerintahannya. Bersamaan dengan itu, meskipun partai oposisi dicurigai bekerjasama dengan faksi militer, pemimpin partai oposisi utama Turki telah mengutuk kudeta, akan tetapi menunjukkan dukungan terbatas untuk para pemimpin kudeta dalam pembentukan politik. Sejumlah saksi mata menjelang malam melihat sebuah ledakan roket di parlemen Turki di Ankara. Belum diketahui jumlah korban, tetapi tampaknya menjadi bagian dari pertempuran yang lebih luas antara faksi pro dan anti-pemerintah. Sealin itu juga didengar ada bunyi tembakan di Istanbul. Menjelang pukul 19:45, juru bicara intelijen nasional Turki mengumumkan bahwa kudeta itu telah “ditolak.” Bahkan menurutnya, Turki dalam keadaan yang nyaman. Fethullah Gulen, pemimpin gerakan Gulen, membantah memiliki dengan pemimpin kudeta. Hingga saat ini kita belum mengetahui siapa pemimpin kudeta, tepatnya di dalam tubuh militer. Apakah kudeta memiliki kaitan dengan gerakan Gulenist, sebagaimana klaim Erdogan. Kita juga belum mengetahui berapa banyak anggota militer yang bergabung untuk melakukan kudeta di Turki.(if)