“Jika Anda membangun maka orang akan datang.” Pernah nonton film bisbol ikonik Field of Dreams? Bila, ya, maka Anda tentu tahu, ketika Kevin Costner membangun lapangan bisbol di lahan pertaniannya, sang legenda bisbol sebenarnya berjalan menyusuri lorong waktu melalui ladang jagungnya untuk memainkan permainan kesayangan mereka. Lantas, apa hubungannya dengan tempat-tempat di seluruh dunia, yang dibangun, ditinggalkan dan dibiarkan menghantu?
Mirip dengan pengetahuan yang diperoleh tokoh yang diperankan Costner dalam film, para arsitek di seluruh dunia pun belajar bahwa ketika menyangkut bangunan monumental, situs olah raga bahkan patung, berlaku ungkapan “Jika anda membangun maka orang akan datang”. Namun, bagaimana dengan tempat-tempat di dunia yang dibiarkan terbengkalai? Bagaimana dengan bangunan monumental, situs bersejarah dan kota-kota hantu yang sudah lama terlupakan, ditutup atau mungkin memang tak pernah dibuka sama sekali?
Mulai dari kota-kota kuno dan fasilitas olah rega multi-miliar dolar hingga taman hiburan dan patung bawah laut, kami jelajahi dunia untuk menemukan 20 tempat paling gila-gilaan di dunia yang ditinggalkan begitu saja dan dibiarkan menghantu. Apa yang menginspirasi orang yang pernah menetap di kota-kota itu, membangun tempat-tempat itu atau berkunjung ke sana? Mana di antara lokasi yang dibiarkan telantar jadi situs hantu itu layak dikunjungi dan mengapa? Silakan berkemas dan siap-siap mengembara, mulai dari satu dari event olah raga terbesar di dunia! Kita akan menghitung mundur dari urutan keduapuluh.
#20 Ajang-Olimpiade-Musim-Dingin-1984
Olimpiade Musim Dingin pertama yang dilaksanakan di negara Komunis. Hasil pemungutan suara putaran pertama membuat banyak orang percaya Olimpiade Musim Dingin 1984 akan dilaksanakan di Sapporo, Jepang.
Pemungutan suara putaran kedua ternyata menghasilkan tuan rumah berbeda. Banyak yang kecewa karena ternyata yang dipilih kota Sarajevo, Yugoslavia, untuk menjadi tuan rumah bagi 1.272 atlet dan 39 laga, mulai 8 hingga 19 Februari 1984.
Terlepas dari meluapnya kegembiraan atas keberhasilan penyelenggaraan pesta olah raga akbar tersebut, bagi Sarajevo, bangunan Olimpiade yang megah itu tidak terlalu berguna lagi begitu pesta olah raga itu selesai digelar.
Pada 1987, Kejuaraan Dunia Ski Alpine menggunakan lokasi yang sama, namun sejak 1991 fasilitas olah raga itu sepenuhnya ditutup ketika Perang Yugoslavia mulai berlangsung. Selama empat tahun berikutnya, fasilitas mewah itu hancur karena dijadikan ajang latihan tembakan artileri dan arena ski dijadikan pangkalan militer. Sedangkan arena hoki mengalami kerusakan berat akibat perang dan runtuh ke tanah, membawa serta sisa-sisa kenangan indah dan masa damai dari negeri itu.