INIPASTI.COM, JAKARTA – Aksi demonstrasi yang berakhir ricuh, Senin (30/9) di depan Gedung MPR/DPR, turut melibatkan para pelajar. Namun, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menyebutkan berdasarkan laporan yang diterima dari kepolisian ada 50 orang menyamar sebagai pelajar SMA saat mengikuti unjuk rasa.
“Berdasarkan laporan yang sudah saya terima, ternyata mereka, kan, bukan siswa, hanya memakai celana abu-abu, dan setelah ditangkap ternyata mereka bukan para siswa,” katanya di Kompleks Monumen Pancasila Sakti, Jakarta, Selasa, (1/10) seperti dilansir dari tempo.co.
Untuk itu,Muhadjir menyerahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian untuk ditindak lanjuti. Ia menambahkan, pihaknya juga belum menerima laporan terkait kemungkinan adanya siswa SMA asli yang benar-benar ikut unjuk rasa. Kalau pun ada, pemerintah tidak akan menginstruksikan sekolah untuk memberi sanksi.
“Pendidikan masa main sanksi. Pokoknya kami sadarkan melalui (pemerintah) provinsi gubernur, kabupaten/kota bupati dan wali kota, kemudian kepala dinas masing-masing, pengawas, kepala sekolah guru, dan orang tua,” ujarnya.
Ia mengatakan kementeriannya telah mengimbau agar sekolah tidak mengizinkan para siswanya ikut berunjuk rasa. Alasannya menurut Undang-Undang tentang Perlindungan Anak mereka bukan subjek yang diperbolehkan untuk berunjuk rasa.
(Iin Nurfahraeni)