INIPASTI.COM, MAKASSAR – Keputusan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat yang memberikan surat tugas kepada pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur Sulsel, Ichsan Yasin Limpo – Andi Mudzakkar (IYL-Cakka), mendapat berbagai tanggapan. Termasuk dari Bakal Calon Gubernur, yang mengikuti proses penjaringan.
Sejumlah kalangan juga ikut menilai keputusan tersebut dianggap sebagai sebuah inkonsistensi karena menciderai proses penjaringan calon usungannya di Pilgub Sulsel 2018.
Wakil Gubernur Sulawesi Selatan Agus Arifin Nu’mang yang ikut proses penjaringan, bakal calon gubernur, di partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono itu mengaku menghormati keputusan tersebut.
“Kami menghormati keputusan Partai Demokrat yang telah mengeluarkan surat tugas,” kata Agus, Jumat.
Menurutnya, keputusan tersebut merupakan realitas politik. Dan tentu pihaknya menghormati hal tersebut.
“Walaupun, kami sudah berusaha secara maksimal, termasuk dengan menggandeng salah satu kader terbaik Demokrat, mengikuti seluruh rangkaian proses mulai dari pendaftaran termasuk komunikasi politik dari tingkat bawah hingga ke pusat, itulah realitas politik,” ujarnya.
Seperti diketahui, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat telah memberikan surat tugas kepada pasangan Bakal Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulsel, periode 2018-2023 kepada Ichsan Yasin Limpo-Andi Mudzakkar, Kamis (2/11/2017)
Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Firdaus Muhammad menilai, keputusan dari DPP partak Demokrat telah mencederai proses penjaringan yang telah disusun dan ditetapkan sendiri oleh Partai Demokrat.
“Tentu saja ini telah mencederai proses penjaringan yang dilakukan Partai Demokrat, karena IYL tidak ikut dalam mekanisme Simposium,” terangnya.
Menurutnya, sikap yang ditunjukkan oleh pengurus DPP Partai Demokrat telah mengabaikan proses tersebut, serta mendepak langsung tiga kader terbaiknya yang mengikuti seluruh tahapan proses penjaringan tentu diambil dengan alasan yang lebih politis.
“Proses politik terbitnya surat tugas dari DPP untuk IYL, tentunya telah melalui negoisasi dan deal -deal politik yang tidak diketahui publik. Kemudian ada yang menyoal, kenapa IYL abaikan proses mekanisme termasuk mendepak 3 kader terbaiknya,” terangnya . (Iin Nurfahraeni)