INIPASTI.COM, PENAJAM – Menghadapi penerimaan mahasiswa baru 2020 maka Unismuh Makassar sebaiknya memperkuat pola relasi dengan alumni yang menyebar di seluruh pelosok Indonesia, terutama di Kawasan Indonesia Timur.
Salah satu strategi memperluas informasi terkini kampus ke stakeholder adalah dengan membangun relasi dan sinergi dengan alumni.
Demikian ditegaskan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMAN 3 Penajam Paser Utara Sahram Kaimuddin SPd yang juga alumnus S1 Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Unismuh Makassar 2005, kepada media Jumat malam (28/2/2019).
Dijelaskannya, saat ini ada sekitar 28 siswa dari SMAN 3 Penajam Paser Utara sudah siap mendaftar di Unismuh pada beberapa pilihan program studi.
Selain itu, sosialisasi dan informasi yang luas kepada stakeholder terutama bagi para siswa yang akan mendaftar mahasiswa baru perlu juga lebih digencarkan lagi.
“Kenyataan selama ini, kampus agak kurang melakukan sosialisasi ke daerah sehingga harus lebih diperkuat lagi termasuk ke wilayah Bone yang cukup banyak calon mahasiswa,” kata mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris angkatan 2000 ini.
Saat ini, informasi terkini kampus yang dibutuhkan siswa dan orang tuanya adalah termasuk program studi yang ditawarkan, status akreditasi dan peluang kerja setelah menyelesaikan studi.
“Kampus hari ini secara pribadi sangat luar biasa progresnya. Paling kentara adalah infrastruktur kampus dengan bangunan Gedung Iqra 18 lantai,” ujar aktifis UKM Talas Unismuh Makassar ini.
“Selain itu, progres lainnya yakni pelayanan akademik telah berbasis IT, memudahkan dan mempercepat proses pelayanan,” tambah guru Bahasa Inggris yang ditempatkan sejak 2009 di SMAN 3 Penajam Paser Utara ini.
Dia menjelaskan, progres lain yang sangat jarang dilakukan oleh kampus terutama kampus swasta di Kawasan Timur Indonesia adalah punya swalayan sendiri menawarkan kebutuhan sehari-hari mahasiswa dan civitas akademika lainnya.
Satu lagi masukan alumnus SMAN Tonra 2000 ini, konflik mahasiswa yang sering ramai di media massa dan media sosial agar diminimalisasi, karena jadi bahan pikiran orang tua menyekolahkan anak-anaknya.
“Hal ini jadi tanggung jawab bersama civitas akademika dan alumni untuk mengubah persepsi masyarakat tersebut,” tutup pria kelahiran Kaccope Bone Selatan 2 Juli 1981. (ila/yahya).