INIPASTI.COM, MAKASSAR – Pembantu Rektor I Bidang Akademik Universitas Satria (UNSAT) Makassar, Drs Arda Senaman, M.Si, Rabu (8/3/2017), berhak menyandang gelar doktor Sosiologi Universitas Negeri Makassar, setelah berhasil mempertahankan disertasinya, yang berjudul Dinamika Sosial Masyarakat Manggarai Menuju Diaspora di Kota Makassar. Arda dapat mempertahankan disertasinya dengan sangat baik, sehingga mendapatkan nilai 3,93 dengan predikat sangat memuaskan.
Ujian promosi doktor Arda Senaman, digelar di gedung lantai 5, Aula PPS UNM, dipimpin Direktur Program Pascasarjana UNM, Prof Dr Jasruddin, M.Si. Adapun tim penguji, Prof Dr HM Idrus Abustam (Promotor), Prof H. Hamdan Juhanis, MA, Ph.D (Kopromotor), Prof Dr Andi Agustang, M.Si, Prof Dr Suradi Tahmir, M.Si, Prof Dr Andi Muhammad Ikhsan, M.Kes, Prof Dr Ir Darmawan Salman, M.S, Prof Dr Maria Pandu, MA serta Prof Dr Mustari Mustafa, M.Pd.
Arda yang kalahiran 31 Desember 1967, Manggarai ini, selain alumni pertama Universitas Satria Makassar yang meraih gelar pendidikan doktoral, juga adalah doktor ke empat tempat kelahirannya Manggarai.
Ada yang menarik dari ujian promosi suami Dra Olviaty Sudarno, karena dihadiri Wakil Rektor II Bidang Administrasi dan Keuangan, Amir Bachtiar, SH, MH, Ketua Yayasan Satria Makassar, Aldillah Bachtiar, SH, MH, serta sejumlah dekan, pembantu dekan, serta staf serta kerabat. Turut pula hadir, Ketua Umum Keluaga Besar Nusa Tenggara Timur (KKB-NTT), Dr Pius Nalang, M.Kes yang juga adalah Ketua Sekolah Tinggi Keperawatan Gunungsari Makassar, serta sepuh Manggarai.
Pembantu Rektor I dan III Unsat ini, dalam disertasinya, mengatakan, dinamika sosial masyarakat Manggarai di Makassar sejak pertama kali datang, tahun 1950-an adalah dengan melakukan kegiatan sosial dalam lingkup organisasi kecamatan asal daerah Manggarai. Setiap tahun orang Manggarai datang ke Makassar untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi. Dimulai tahun 2000 melaksanakan kegiatan sosial dengan menggelar turnamen olahraga sepak bola.
Identitas lain meresponi dinamika orang Manggarai di Makassar, adalah kegiatan sosial yang merupakan warisan dari leluhur orang Manggarai adalah kumpul kope. Kumpul kope ini dilakukan bilamana ada anggota komunitas orang
Manggarai tertimpa musibah , maka peran kumpul koper sangat terasa membantu.
Kemudian tarian caci, bermakna menolong dan berperilaku sabar terhadap segala tantangan, termasuk didalam berdiaspora di kota Makassar. Dan selanjutnya adalah Sepakbola Komodo Cup dan kegiatan-kegiatan keagamaan yang dilaksanakan oleh komunitas orang Manggarai di Makassar. “Kegiatan-kegiatan tersebut diatas inilah yang yang menjadi penciri sekaligus point penting bagi kesuksesan keberlangsungan diaspora orang Manggarai di Makassar,”kunci Arda. (nasrullah)