INIPASTI.COM, GOWA, — Bendungan Karalloe telah diresmikan Presiden Joko Widodo. Lokasi Bendungan yang berjarak 137 Km ke arah Tenggara Kota Makassar, tepatnya di Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Gowa. (Selasa, 23/11/2021)
Bendungan Karalloe mulai dibangun Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan-Jenebarang, Ditjen Sumber Daya Air sejak Desember 2013.
Saat ini progres fisik bendungan sudah mencapai 100% dan sebagaimana yang telah ditargetkan selesai pada Juli 2021, kini telah siap difungsikan.
Dengan luas genangan 248,50 Hektar, suplai air bendungan ini akan digunakan untuk mengairi lahan irigasi seluas 7.004 Hektar, sumber air baku 440 liter/detik, pembangkit listrik mikrohidro 4,5 MW, dan pengendali banjir untuk Kabupaten Gowa sebesar 49 m3/detik.
Selain berfungsi sebagai konservasi air, Bendungan Karalloe juga memiliki potensi sebagai destinasi pariwisata karena di sekelilingnya terdapat hutan sehingga udaranya masih sejuk dan bersih.
Bendungan ini memang salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang diharapkan mampu menambah income masyarakat yang lebih produktif.
“Masyarakat Sulsel, khususnya Kabupaten Gowa, kini memiliki satu kebanggaan yang patut kita jaga dan lestarikan bersama yaitu Bendungan Karalloe yang telah diresmikan langsung oleh Bapak Presiden Joko Widodo diharapkan mampu menjadi motor penggerak produksi pertanian agar semakin meningkat.” Jelas Anggota DPR RI, Muhammad Aras.
Sebagai informasi, konstruksi Bendungan Karalloe terbagi dalam dua paket, yakni paket I berupa pembangunan bendungan utama, bangunan pelimpah, relokasi dan rehabilitasi jalan menuju bendungan, dan terowongan pengelak.
Kontraktor pelaksana pekerjaan paket I yaitu PT Nindya Karya (Persero). Biaya konstruksi paket I bersumber dari APBN dengan kontrak tahun jamak (multi-years contract) Tahun 2013-2019 sebesar Rp 568 miliar.
Kemudian, paket II merupakan lanjutan paket I yang dikucurkan sebesar Rp 657 miliar bersumber dari APBN 2008-2020. Pekerjaan paket II meliputi timbunan tubuh bendungan, proteksi galian, intake, instrumentasi, hidromekanikal, serta pembangunan instrumen yang bersifat mekanikal dan elektrik dengan kontraktor KSO (kerjasama operasional) PT Nindya Karya (Persero) dan PT MMU Bukit Rejeki.
“Hal ini terjadi karena berkat kerja Bersama yang aktif antara Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat dengan kami di Komisi V DPR RI. Sehingga mampu mendorong proyek Bendungan Karalloe ini sehingga bisa diselesaikan sesuai dengan target yang telah dijadwalkan. Dengan alokasi anggaran yang cukup besar yaitu total 1,225 trilyun yang dikucurkan secara dua tahap itu tentu menjadikan kualitas konstruksi bendungan sangat kuat,” ujar Aras legislator Senayan Dapil II Sulsel ini.
Presiden Joko Widodo sangat berharap bahwa Bendungan Karraloe mampu menjadi bagian penting dalam membangun ketahanan pangan, dengan adanya sistem pengairan yang lebih baik ini, bisa membuat para petani tidak perlu lagi khawatir terhadap pengairan sawah dan ladangnya.
“Selain membantu program ketahanan pangan daerah, senada dengan apa yang disampaikan Presiden Joko Widodo adanya bendungan ini semoga bisa menyerap sektor pariwisata lokal sehingga mampu memberikan pemasukan daerah yang lebih besar lagi. Dengan harapan destinasi wisata itu dikelola dengan baik oleh pemerintah agar hasilnya bisa dimanfaatkan lagi untuk pemeliharaan dan pengembangan sektor lainnya. Namun, yang harus menjadi perhatian kita Bersama adalah kewajiban kita dalam menjaga alam dan lingkungan agar tetap lestasi harus diutamakan.”Tutup Aras.
(Muh. Seilessy)