INIPASTI.COM – KPK menyebut semua materi pertanyaan tes wawasan kebangsaan yang menjadi polemik disusun oleh Badan Kepegawaian Negara (BKN) dan 4 instansi lainnya. Ketua PP Muhammadiyah bidang Hukum dan HAM Busyro Muqqodas mempertanyakan kompetensi 5 lembaga pembuat soal tes wawasan kebangsaan itu.
Dilansir dilaman dtiknews, “Beberapa yang janggal tentang wawasan kebangsaan yang materi tesnya tadi sudah disebutkan dan itu dilakukan oleh lembaga negara Badan Intelijen, TNI Angkatan Darat, BNPT.
Pertanyaannya apakah itu merupakan kebijakan Ketua KPK dan 4 pimpinan KPK yang lain atau ada pengaruh-pengaruh dari luar sehingga tes wawasan kebangsaan itu yang materinya justru melecehkan, bertentangan dengan nilai-nilai filosofis kebangsaan yang konsepnya amat luhur di dalam 4 paragraf di pembukaan UUD 1945.
Itu justru dilakukan oleh lembaga negara yang tidak memiliki tradisi tidak memiliki kompetensi untuk wawasan kebangsaan,” kata Busyro, dalam konferensi pers yang disiarkan di JIB Post, Minggu (9/5/21).
Justru, menurut Busyro, lembaga yang kompeten melakukan tes wawasan kebangsaan tidak dilibatkan. Selain itu, ia mempertanyakan alasan akademisi tidak dilibatkan.
“Misalnya itu oleh Lemhannas, oke, misalnya kemarin Lemhannas di libatkan itu kompeten lembaga negara, seharusnya kampus dan lembaga-lembaga asesmen psikologi yang profesional itu dilibatkan sehingga dari sudut itu saja, bukan materi tesnya, tapi lembaga yang menangani seleksi wawasan kebangsaan ini lembaga yang dipertanyakan komptensinya, tradisinya dan keterbukaannya,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia mempertanyakan isu Taliban di dalam tubuh KPK sehingga BNPT dilibatkan dalam pembuatan materi tes wawasan kebangsaan. Padahal, menurut Busyro, isu Taliban di KPK tidak ada.
“Isu itu antara lain ditebarkannya bahwa KPK itu menjadi markas dari militansi Taliban, seakan-akan dikuasai oleh pegawai yang Islam saja.
Padahal saya bersaksi selama 4 tahun di sana dan sesudah itu saya terus menjalin hubungan yang sangat lekat di teman-teman KPK itu tidak ada militansi bernapas agama tertentu itu tidak ada, sama sekali tidak ada, lintas agama di sana itu kompak banget, itu Kristen yang saleh, Hindu yang saleh, muslim yang saleh, Buddha yang saleh,” ungkapnya (syakhruddin)