INIPASTI.COM, MAKASSAR – Biro Humas dan Protokol Pemprov Sulsel melaunching buku berjudul “Mengawal Tiga Gubernur Catatan Humas Sulsel Devo Khaddafi” di Cafe Hologram, Jalan Onta Lama Makassar, Minggu (27/10) malam
Buku ini bercerita tentang pengalaman dan beberapa hal yang sebelumnya tidak terungkap di media tentang tiga masa Humas Pemprov Sulsel dibawah kepemimpinan Devo Khaddafi mengawal tiga Gubernur Sulsel. Mulai dari Syahrul Yasin Limpo, Soni Sumarsono, dan Nurdin Abdullah dalam rentang waktu dua setengah tahun.
Devo Khaddafi mengatakan, walaupun dijadwal yang padat, buku ini dapat terbit. “Buku ini kami persembahkan untuk seluruh stakeholder. Dengan resmi, buku ini kami launching,” kata Devo.
Ia menyampaikan, buku ini hadir pada momentum dimana nantinya Biro Humas akan dilebur menyatu dengan Dinas Infokom. Karena adanya nomenklatur baru, sehingga harus ada yang ditinggalkan.
“Apa yang menjadi legacy, paling tidak ada yang bisa dilihat, ada yang bisa dipertanggungjawabkan apa yang kita lakukan,” sebutnya.
Devo juga menyampaikan dan bercerita hal-hal yang tidak diketahui. Informasi yang disampaikan harus update dan valid, serta bisa dipertanggungjawabkan.
Buku ini juga telah ia serahkan kepada Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo (SYL) saat berkunjung ke Makassar, yang juga perjalanannya saat menjadi gubernur ditulis dalam buku ini. Devo menyampaikan bahwa tulisan di buku ini mulai dari satu tahun terakhir SYL menjabat, hingga satu tahun pertama Nurdin Abdullah.
“Salah satu judulnya, yang saya sampaikan ‘Jangan Biarkan Rakyat Lapar’. Inilah mungkin garisnya beliau diberikan tanggung jawab sebagai Menteri Pertanian,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Isipol Unhas, M. Iqbal Sultan, menyebutkan dalam testimoninya, karakter Devo masuk dalam tulisan ini, termasuk dalam salah satu judul dimana Devo menjadi narasumber atau user di Unhas.
“Karakter Devo masuk dalam behind the scene buku ini. Dan karakternya masuk semua,” sebutnya.
Beberapa judul dalam buku ini diantaranya, “Sang Penjaga Silaturahmi”, “Sidang MPR Berubah Jadi Panggung Sulsel”, “Misteri Hilangnya Obor Asian Games”, “Selamat Datang Prof Andalan”, dan “Menghalau Penyusup di 17 Agustus”. Buku ini dikerjakan dalam waktu dua bulan.
(Iin Nurfahraeni)