INIPASTI.COM – Informasi mengenai kematian empat anak di Jagakarsa, Jakarta Selatan, yang diduga kuat dibunuh oleh ayahnya sendiri, mengejutkan banyak pihak, termasuk Christina Aryani, anggota DPRD. Christina menyatakan rasa shocknya terhadap kejadian tersebut dan mengecam tindakan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang diduga menjadi penyebab tragedi tersebut.
“Saya shock banget. Kalau dibaca utuh informasi polisi, anak-anak ini jadi korban, dugaan kuat kasus KDRT. Saya sangat prihatin ini terjadi tidak jauh dari lingkungan kita,” ujar Christina kepada wartawan di Jakarta, Jumat 8 Desember 2023.
Christina mengajak masyarakat untuk meningkatkan saling peduli dengan tetangga, terutama dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. Menurutnya, kejadian tragis seperti ini dapat dicegah jika masyarakat lebih peduli dan aktif terlibat dalam lingkungan sekitarnya.
“Kejadian mengenaskan seperti ini bisa dicegah. Anak-anak yang seharusnya dilindungi malah menjadi korban kekerasan orang tua sendiri. Kita harus meningkatkan kehidupan gotong-royong di lingkungan RT dan RW,” ungkap Christina.
Christina mendorong agar kehidupan di Jakarta yang cenderung individualis dikembalikan pada rasa saling peduli dan kebersamaan antarwarga. Ia menekankan perlunya memperkuat solidaritas di tingkat RT dan RW, di mana warga saling mengenal dan memiliki kepedulian satu sama lain.
“Kami mendorong agar di tingkat RT atau RW untuk memperkuat kehidupan yang guyub. Selain saling mengenal, juga saling punya kepedulian antara sesama warga. Jadi kejadian ekstrem seperti ini bisa kita cegah,” tambahnya.
Christina juga mengajak masyarakat untuk tidak ragu melaporkan kekerasan dalam rumah tangga kepada ketua RT/RW dan pihak kepolisian. Ia menekankan pentingnya melibatkan pihak berwajib sejak dini untuk mencegah eskalasi kekerasan yang dapat merugikan korban.
“Ini penting sekali kita ingatkan masyarakat, ekses KDRT itu luar biasa. Nyawa anak-anak yang tak berdaya dalam ancaman dan terjadi kejadian seperti sekarang ini. Maka bicaralah atau melapor jika ada kejadian, jangan tunggu ketika sudah parah,” tegas Christina.
Christina berharap bahwa kejadian di Jagakarsa ini menjadi peringatan serius bagi masyarakat, pemerintah daerah, lembaga perlindungan perempuan dan anak, serta pemerintah pusat. Ia mendukung adanya evaluasi serius terkait kasus ini dan menantikan hasil investigasi lengkap dari pihak kepolisian.
“Harus ada evaluasi serius menyangkut kejadian ini. Kita juga menunggu hasil investigasi lengkap kepolisian, sehingga bisa direspon dengan lebih baik agar di kemudian hari tidak terjadi lagi,” pungkasnya.
Di sisi lain, Kepala Rumah Sakit (Karumkit) Polri Kramat Jati Brigjen Pol Hariyanto memberikan informasi hasil pemeriksaan awal terhadap empat anak yang ditemukan tewas di Jagakarsa. Meskipun tidak ditemukan luka sayat, pihak rumah sakit menemukan lebam di bagian bibir, dan hidung anak-anak tersebut.
Hariyanto menyatakan bahwa tidak ada tanda-tanda sayatan pada tubuh keempat korban, namun terdapat lebam-lebam di bagian bibir dan hidung. Pihak rumah sakit akan melakukan pemeriksaan histopatologi untuk memastikan penyebab lebam tersebut.
“Lebam pada bibir dan hidung yang masih ditindaklanjuti dengan pemeriksaan histopatologi untuk kepastian lebamnya karena saat ini sudah ada pembusukan sehingga perlu dipastikan,” katanya.
Saat ditanya mengenai penyebab kematian, Hariyanto menyatakan bahwa pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan lab histopatologi hingga toksikologi. Dia menegaskan bahwa empat anak tersebut telah meninggal beberapa hari sebelum jasadnya ditemukan pada Rabu, 7 Desember 2023, dan proses pembusukan sudah terjadi.
“Sudah terjadi pembusukan, perkiraan meninggal 3-5 hari. (Penyebab) tunggu hasil pemeriksaan lab histopatologi, DNA, dan toksikologi. Sampel sudah diberikan ke penyidik untuk pemeriksaan,” tambahnya (sdn)