INIPASTI.COM, GOWA – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gowa terus melakukan upaya dalam membentuk generasi pencinta Alquran demi membentuk insan yang berakhlakul karimah. Bahkan generasi muslim milenial menjadi sasaran utamanya.
Salah satu yang dilakukan dengan membentuk program-program keagamaan, salah satunya Program 1 Hafidz/1 Desa yang dicanangkan Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan. Pembahasan ini pun dibahas pada Temu Koordinasi Bidang Keagamaan di Baruga Tinggimae, Kompleks Rumah Jabatan Bupati Gowa, Rabu, (16/10/2019).
Kegiatan ini resmi dibuka oleh Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Gowa Muchlis didampingi Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gowa, Emmy Pratiwi Lutfi.
Muchlis mengatakan, sekretariat daerah bersama perangkatnya bertugas membantu bupati dalam merumuskan kebijakan, mengawal kebijakan dan mengevaluasi kebijakan penyelenggaraan pembangunan di Kabupaten Gowa. Khusus untuk Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) ada tugas dan fungsi untuk mengevaluasi dan merumuskan terkait dengan kebijakan di bidang keagamaan. Sementara, untuk implementornya di tingkat kabupaten dipegang kendalinya oleh Dinas Sosial.
Terkait dengan keagamaan di kabupaten ada beberapa hal yang perlu diketahui yakni adanya sebagian warga yang dalam pengajaran agama masih di pandang lemah.
“Penerapan nilai-nilai atau prinsip ajaran agama masih belum merata di tengah-tengah masyarakat. Mungkin kuantitas pembangunan rumah ibadah semakin baik, namun yang menjadi masalah adalah tambahan jumlah jemaah yang memakmurkan atau yang datang beribadah ke masjid tidak bertambah,” jelasnya.
Tak hanya itu, berdasarkan assesment yang telah dilakukan oleh Departemen Agama bahwa minat masyarakat untuk melakukan ibadah haji justru semakin bertambah setiap tahun, tetapi tidak mempengaruhi tingkat pemahaman masyarakat terhadap keagamaan.
Dari jumlah jemaah haji yang tiap tahun meningkat, tidak kurang dari 20 persen jemaah haji mahir dalam membaca al-qur’an.
“Olehnya itu dengan adanya program satu penghafal Al-quran atau hafidz pada setiap desa maupun kelurahan yang akan dicanangkan tahun 2020 akan membawa perubahan di Kabupaten Gowa,” katanya.
Diketahui, Program ini akan dibagi dua yakni untuk usia muda dan para imam, dan guru agama. Kedua ini nantinya akan menjadi imam-iman disetiap masjid yang ada di Kabupaten Gowa.
“Jadi nanti program ini dibagi dua, untuk usia muda sendiri sebaiknya telah lulus agar tidak bermasalah dengan sekolahnya terkait batasan mungkin usia 30 tahun, namun untuk tahap awal kita hanya mengirim satu dulu setiap desa sehingga semua akan berjumlah 167 orang,” beber Muchlis.
Selain itu, mengenai pembiayaan ia diberikan secara gratis. Semua ini akan dibebankan pada dana desa/kelurahan mulai dari masuk hingga selesai.
“Alumninya nanti kita sebar untuk menjadi imam masjid, imam tarwih, imam dusun dan lingkungan, juga akan menjadi pengajar pada tutor Sanggar Pwndidikan Anak Saleh, kemudian nantinya bisa dikader menjadi pengajar pada sekolah tahfidz,” urai mantan Kepala Bappeda Gowa dihadapan seluruh peserta temu keagamaan.
Sementara, Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gowa Hj Emmy Pratiwi Lutfi mengatakan, dalam temu koordinasi ini akak dibahas terkait program satu penghafal Al-Quran atau hafidz pada setiap desa maupun kelurahan yang dipaparkan Sekkab Gowa H. Muchlis. Selain itu juga untuk lebih memperet persatuan dalam menciptakan persepsi kedepan guna menciptakan generasi muda yang bisa diandalkan.
“Ini digelar sebagai upaya untuk membangun harmoni sosial yang saling mendukung antara pemerintah mulai dari tingkat kabupaten, kecamatan, desa maupun masyarakat dengan cara menginventarisasi segala permasalahan yang ada utamanya di bidang keagamaan,” katanya.
Selain itu, kegiatan ini dimaksudkan untuk mencari solusi terhadap permasalahan-permasalahan yang ada, dimana hasil dari pertemuan ini akan menjadi rekomendasi dan rumusan dalam bentuk program kegiatan dan kebijakan bagi pemerintah Gowa Kedepan. (rls)