INIPASTI.COM – 27Akhirnya anggota Komisi I DPR RI Effendi Simbolon meminta maaf atas perkataannya yang menyebutkan anggota TNI seperti gerombolan ormas.
Anggota Fraksi PDI Perjuangan ini memohon maaf kepada lembaga TNI setelah dirinya menyebut institusi tersebut seperti gerombolan.
“Saya mohon maaf atas apapun perkataan saya yang menyingggung, yang tidak nyaman para prajurit siapapun dengan perkataan yang mungkin diartikan lain,” kata Effendi dengan wajah terlihat sedih di Gedung DPR, Jakarta, Rabu, 14 September 2022.
Diketahui, sejumlah prajurit TNI AD tak terima dengan ucapan Effendi yang menyatakan mereka seperti gerombolan,s
Sebelumnya, aksi kemarahan ditunjukkan seorang yang mengaku prajurit TNI Angkatan Darat (AD) bernama Kopral Dua Arif melalui sebuah video yang diunggahnya ke media sosial,sebagaimana dilansir dilaman Tribune timur.
Dia mengaku tidak terima dengan pernyataan Effendi yang menyebut TNI seperti gerombolan, menurutnya hal itu dianggap menyinggung institusi TNI.
“Hei, kau, Effendi Simbolon, anggota dewan Komisi I DPR RI. Saya Kopral Dua, saya tidak terima TNI dibilang seperti gerombolan,” kata Kopral Dua Arif, dalam video yang beredar di media sosial, Selasa 13 September 2022.
Arif pun kemudian meminta anggota DPR RI dari PDI Perjuangan ini untuk segera meminta maaf secara terbuka atas ucapannya tersebut.
“Saya minta, kamu segera minta maaf secara terbuka kepada TNI,” ujarnya.
Arif mengatakan, jika Effendi Simbolon tidak meminta maaf secara terbuka, dia pun mengancam akan mencarinya kemana pun.
Tak hanya prajurit berpangkat Kopral, pernyataan Effendi pun memantik kemarahan Komandan Kodim 0623/Cilegon Kolonel Infanteri Ari Widyo Prasetyo.
Danrem, Dandim, hingga Pangdam Kecam Effendi Simbolon
Anggota DPR RI Effendi Simbolon mendapatkan reaksi keras dari jajaran TNI di Tanah Air.
Serentak sejumlah prajurit TNI di Tanah Air mengecam perkataan Effendi Simbolon yang dianggap merendahkan martabat anggota TNI.
Amarah anggota TNI ini timbul saat pernyataan Effendi Simbolon yang menyatakan ketidakharmonisan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dengan KSAD Jenderal Dudung.
Effendi Simbolon mengatakan kelompok di TNI seperti gerombolan atau ormas karena tidak harmonis.
Sejumlah komandan Kodim (Dandim), Danrem hingga Pangdam di berbagai daerah mengkritik pernyataan Effendi Simbolon tersebut.
Dandim 0402/Ogan Kemering Ilir Letkol Hendra Sahputra mengecam apabila ada yang mengatakan TNI terpecah belah.
“Saya selaku Dandim 0402/OKI sangat mengecam apabila ada oknum-oknum yang mengatakan TNI itu adalah gerombolan ormas ataupun terpecah belah,” ujar Letkol Hendra Sahputra, Selasa (13/9/2022).
Dikatakan bahwa saat ini seluruh lapisan TNI baik AD, AL dan AU dan Panglima TNI sampai ke jajaran paling bawah tetap solid dan profesional.
“Saya justru mengatakan bahwa saat ini TNI sangat solid, profesional dan tidak ada namanya TNI adalah grombolan ormas,” ungkapnya.
Ditegaskan bahwa perkataan itu semuanya tidak benar dan hanya ingin memecah belah solidaritas TNI.
Karena menurutnya oknum anggota dewan tersebut mempunyai kepentingan lain.
“Siapapun orangnya jika berani bilang TNI itu gerombolan, maka berurusan sama saya. Saya siap dicopot dari jabatan hari ini juga demi keutuhan dan marwah TNI,” pungkasnya.
Dinilai diskreditkan TNI
Dandim 0905 Balikpapan Kolonel Inf Faisal Rizal turut menolak keras pernyataan yang diutarakan Effendi Simbolon.
Menurutnya, pernyataan tersebut dinilai akan melukai citra dan marwah TNI sebagai alat pertahanan negara.
“Kami menolak pernyataan saudara Effendi Simbolon. Kami menolak pernyataan yang mendiskreditkan TNI sebagai organisasi gerombolan maupun mengadu domba antara pimpinan TNI,” tuturnya, Selasa 12 September 2022.
Dia menambahkan, sebagai Anggota Komisi I DPR RI, Effendi seyogyanya turut andil dalam mengentaskan persoalan yang dihadapi oleh TNI.
Khususnya, kata Faisal, menyangkut anggaran yang diperlukan untuk memperkuat TNI dan menyejahterakan prajurit.
“Bagaimana Komisi I mendukung anggaran yang diperlukan dalam rangka memperkuat TNI sebagai alat pertahanan negara dan memperjuangkan kesejahteraan prajurit. Bukan malah mengadu domba antara pimpinan TNI,” ujarnya.
Ia menegaskan, tidak ada perpecahan dalam tubuh instansi TNI. Pihaknya tetap dalam satu rantai komando dengan pimpinan TNI.
“Bahwa TNI yang berada di Kota Balikpapan sebagai penyangga IKN dan gerbang negara, tetap solid dan tegak lurus melaksanakan komando dari pimpinan kami,” ucapnya. (*)
Danrem tersinggung
Komandan Korem 073/Makutarama Kolonel Inf Purnomosidi mengaku tersinggung dengan penyataan Effendi Simbolon.
“Saya selaku pribadi anggota TNI dan Komandan Korem tersinggung dengan pernyataan tersebut. Ini kan yang diserang adalah institusi,” jelasnya, Selasa 13 September 2022.
Purnomosidi mengatakan bahwa TNI adalah tentara nasional yang memiliki loyalitas.
“Kita tegak lurus pada Presiden selaku panglima tertinggi, Panglima TNI, Kasad, Pangdam bahkan sampai Koramil dan Babinsa,” tegasnya.
Menurutnya, TNI adalah tentara nasional, tentara pejuang, dan tentara rakyat.
“Kita ini adalah tentara profesional yang dilatih dan dilengkapi, kesejahteraan kita diperhatikan. Sebagai tentara, kami tunduk pada hukum nasional dan internasional,” kata Purnomosidi.
“Sehingga sangat naif sekali kalau ada anggota DPR yang mengatakan TNI seperti gerombolan, apalagi itu disampaikan anggota DPR yang mewakili rakyat di dalam lembaga terhormat. Sangat tidak pantas,” paparnya.
Purnomosidi mengatakan masyarakat bisa menilai sendiri kapasitas dari subtansi pernyataan tersebut.
“Soal klarifikasi, silakan menilai sendiri. Kemarin ada aksi bela TNI, ini bukti masyarakat tidak terima dengan statement tersebut,” ungkapnya.
Dia menyatakan, TNI tetap patuh dengan perintah atasan.
“Kapasitas saya adalah Komandan Korem, jadi harus siap melaksanakan perintah, termasuk dalam menyikapi persoalan ini,” jelas Purnomosidi.
Pangdam kecam Effendi
Panglima Kodam XVII/Cendrawasih Majen Muhammad Saleh Mustafa menyayangkan pernyataan anggota Komisi I Effendi Simbolon yang menyebut TNI seperti gerombolan.
Panglima perang TNI AD untuk wilayah Papua ini menegaskan bahwa tak ada sifat gerombolan dari TNI karena institusi militer seperti TNI merupakan organisasi yang menjiwai dan dijiwai rakyat.
“Terkait adanya komentar bahwa prajurit TNI adalah gerombolan ormas, bahwasannya prajurit Kodam XVII/Cenderawasih sejatinya punya satu komando, yaitu azas komando dalam operasi penggunaan kekuatan kita loyal pada Bapak Panglima TNI,” tegas Mustafa dalam keterangan tertulis Penerangan Kodam XVII/Cendrawasih, Senin (12/9/2022).
Jenderal bintang dua itu juga menyampaikan bahwa dalam hal pembinaan, prajurit loyal kepada Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman.
Ia menegaskan moril dan soliditas prajurit saat ini kuat dan tetap terjaga.
“Kita punya kekuatan yang kuat, apalagi prajurit Kodam XVII/Cenderawasih ini dalam tugas sehari-hari melaksanakan kedua tugas ini, yaitu penggunaan kekuatan dan pembinaan kekuatan,” kata Mustafa.
Mustafa menambahkan, TNI merupakan alat dan pemersatu bangsa. Ia meminta semua pihak mengingat hal itu.
“TNI sebagai alat pertahanan negara dan alat pemersatu bangsa, itulah kelebihan TNI khususnya TNI AD,” pungkasnya.
Pernyataan Effendi yang menyebut TNI seperti gerombolan ia sampaikan dalam rapat bersama di Komisi I DPR RI yang dihadiri Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, Wamenhan Muhammad Herindra, dan kepala staf angkatan kecuali Dudung.
Awalnya, Effendi geram karena menemukan banyak ketidakharmonisan dan ketidakpatuhan yang terjadi di tubuh TNI.
Selanjutnya, Effendi menyoroti pihak yang tidak datang rapat. Padahal, Andika, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono, dan Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Fadjar Prasetyo memenuhi panggilan Komisi I.
Effendi pun mempertanyakan apa yang sedang terjadi di tubuh TNI.
“Semua ini kita hadir di sini untuk mendapatkan penjelasan dari Panglima TNI, dari KSAD, bukan dari Wakasad. Dan dari Menhan, dalam kaitannya ada apa yang terjadi di tubuh TNI ini?” ujar Effendi di ruang rapat Komisi I DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Senin 5 September 2022.
Effendi mengatakan, selepas rapat pembahasan anggaran, perlu dilakukan rapat khusus yang menghadirkan semua petinggi TNI, termasuk Dudung.
“Kami banyak sekali temuan-temuan ini, disharmoni, ketidakpatuhan, ini TNI kayak gerombolan ini, lebih-lebih ormas jadinya, tidak ada kepatuhan,” ujar dia (syakh/Tribune)