INIPASTI.COM, MAKASSAR – Gerakan Sayang Ibu Tercinta (Gesit) tidak hanya menjadi simbol semata tentang sikap cinta dan perhatian kepada seorang ibu. “Gerakan ini diharapkan dapat menghindarkan lahirnya anak-anak yang bermental Malinkundang,” ujar salah seorang deklarator Gesit, Prof Hamdan Djuhanis PhD, saat launching Gesit, Sabtu (24/12/2016) di Balai Manunggal Makassar.
Hamdan Djuhanis mengangkat tema Malinkundang dalam launching tersebut, bukan tanpa alasan. Dengan bergesernya perilaku sosial anak-anak kepada orang tuanya, khususnya kepada ibu, di mana mereka seolah melupakan jasa orangtua khususnya ibu mereka di masa dewasa. Sehingga dinilai sangat penting untuk mengembalikan etika anak untuk selalu menghormati orangtua, melalui gerakan-gerakan sosial seperti GESIT.
Karena itu, Wakil Rektor IV UINAM Alauddin Makassar ini mengungkapkan bahwa telah timbul keresahan karena semakin renggangnya hubungan antara anak dan ibunya.
Dijelaskan bahwa salah satu penyebab kerenggangan tersebut, karena adanya revolusi dalam dunia media sosial yang amat dahsyat. Peran ibu dalam kehidupan semakin, katanya, semakin terkikis. Bahkan perilaku anak pada masa depan orangtuanya pun telah bergeserm karena semakin banyak anak yang membawa ibu mereka ke panti jompo. Tidak lagi bersedia merawat mereka di masa tuanya.
Karena itulah, kehadiran GESIT sebagai gerakan sosial, diharapkan dapat memposisikan sosok ibu pada tempat yang selalu istimewa terutama di mata anak-anak mereka. Karena peran ibu lah yang sangat besar dalam membentuk karakter anak dalam kehidupan umat manusia.