PENELITI Brazil, pada hari Kamis (21/7) lalu mengatakan, mereka menemukan tanda-tanda adanya virus Zika dalam tubuh nyamuk, yang diduga sebagai alat utama penularan.
Mereka memperingatkan, tes lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah spesies nyamuk itu, yang dikenal sebagai Culex Quinquefasciatus, adalah hewan yang bertanggungjawab terhadap penyebaran virus zika ke manusia. Jika jawabannya ya, maka sampai sejauh mana keterlibatan hewan kecil itu.
Reuters melaporkan, ilmuwan dari sebuah lembaga riset Brasil Oswaldo Cruz Foundation, menemukan jejak Zika pada nyamuk Culex yang ditangkap di sekitar kota Brazil, tepatnya di Timur Laut Recife, sebuah kota yang paling terpukul oleh wabah Zika sejak tahun lalu.
Pada bulan Maret, para peneliti yang sama mengatakan, mereka telah berhasil mengirimkan virus Zika pada nyamuk Culex dalam uji coba di laboratorium, tetapi belum yakin apakah spesies itu bisa membawa virus secara alami.
Jejak zika, kata para ilmuwan dalam sebuah pernyataan, ditemukan dengan menggunakan metode dengan mengidentifikasi asam ribonukleat pada virus. Temuan itu, mereka berkata, “mengkonfirmasi spesies culex sebagai vektor potensial penyebar virus.”
Namun, banyak pertanyaan yang penting untuk dijawab sebelum menuduh Culex sebagai biang keladi penyebaran zika.
Bagaimanapun, nyamuk Culex lebih umum ditemukan daripada Aedes Aegypti, spesies nyamuk yang paling bertanggungjawab untuk penyebaran virus Zika, dan mampu bertahan pada iklim sedang. Culex juga umum ditemukan di Amerika dan pada daerah dengan iklim tropis dan subtropis lainnya.
Sementara Aedes Aegypti memiliki pengembangan yang berbeda dengan kebiasaan makan yang juga berbedam sehingga ilmuwan menjadikannya sebuah vektor yang efisien untuk penyakit pada manusia.
Culex adalah nyamuk yang sangat akrab dengan manusia. Spesies ini mudah hidup di lingkungan perkotaan dan rumah tangga, dan suka menggigit manusia. Culex biasanya hidup di sekitar pohon dan daerah tinggi lainnya dan lebih mungkin ‘makan’ dari hewan seperti burung dan hewan lainnya.
“Menemukan virus di spesies lain tidak berarti cara itu efisien menularkannya (zika),” kata Jerome Goddard, seorang entomolog dan spesialis penyakit yang dibawa nyamuk di Mississippi State University.
Karena nyamuk dari berbagai spesies mampu membawa infeksi atau parasit, para ilmuwan mengatakan bahwa upaya pemberantasan untuk penyakit apapun harus berkonsentrasi pada serangga yang dikenal terbaik sebagai media penyebar penyakit ini.