INIPASTI.COM – Israel mengumumkan pada Rabu, 18 Oktober 2023, bahwa mereka akan membuka pintu bagi Mesir untuk memberikan bantuan kemanusiaan terbatas ke Jalur Gaza.
Keputusan ini diambil setelah blokade selama 10 hari di wilayah tersebut akibat perang antara Israel dan Hamas yang semakin memanas dalam dua pekan terakhir, sebagaimana dilansir dilaman Berita Satu Jakarta.
Ledakan dahsyat di sebuah rumah sakit telah menewaskan ratusan orang dan memberikan tekanan berat pada sistem medis yang sudah terpuruk di Gaza.
Pengumuman untuk mengizinkan pasokan air, makanan, dan barang lainnya datang di tengah kemarahan yang meluas di seluruh Timur Tengah atas ledakan di Rumah Sakit al-Ahli di Kota Gaza.
Terkait dengan klaim yang saling bertentangan mengenai siapa yang bertanggung jawab atas ledakan tersebut pada Selasa, 16 Oktober 2023, hal ini telah memicu gelombang protes internasional terkait konflik di wilayah tersebut.
Sebagian besar pemimpin Arab menuding Israel yang bertanggung jawab, sementara pejabat Hamas di Gaza segera menyalahkan serangan udara Israel. Israel sendiri membantah terlibat dan merilis sejumlah video, audio, dan informasi lain yang mereka klaim sebagai bukti bahwa ledakan itu terjadi akibat salah tembak oleh kelompok militan Jihad Islam, yang juga beroperasi di Gaza.
Israel telah memutuskan seluruh pasokan ke Gaza segera setelah militan Hamas menyerang komunitas di selatan Israel pada tanggal 7 Oktober 2023. Akibatnya, banyak keluarga di Gaza hanya dapat makan satu kali sehari dan terpaksa minum air yang tidak layak.
Kejadian berdarah di Rumah Sakit al-Ahli memberikan gambaran nyata atas dampak blokade tersebut.
Video dari lokasi kejadian menunjukkan halaman rumah sakit dipenuhi dengan mayat yang terpotong-potong, termasuk banyak anak-anak. Ratusan korban luka dilarikan ke rumah sakit Gaza lainnya.
Para dokter, yang sudah menghadapi kekurangan pasokan yang sangat kritis, harus melakukan operasi di lantai tanpa anestesi.
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, mengatakan bahwa Presiden Mesir setuju untuk membuka perlintasan dan memungkinkan rombongan awal dari 20 truk membawa bantuan kemanusiaan.
Dia menegaskan bahwa jika Hamas mengambil alih bantuan tersebut, maka bantuan akan dihentikan. Diperkirakan bantuan akan mulai disalurkan setidaknya pada hari Jumat, kata pejabat Gedung Putih.
Namun, Mesir masih harus melakukan perbaikan pada jalan perbatasan yang hancur akibat serangan udara Israel. Lebih dari 200 truk dan sekitar 3.000 ton bantuan sudah ditempatkan di atau dekat perlintasan Rafah, satu-satunya hubungan Gaza dengan Mesir, kata kepala Bulan Sabit Merah Sinai Utara, Khalid Zayed.
Suplai akan masuk di bawah pengawasan PBB, kata Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry kepada Al-Arabiya TV. “Selama perlintasan beroperasi dengan normal dan fasilitas perlintasan sudah diperbaiki, orang asing dan warga Israel-Palestina yang ingin pergi akan diizinkan,” katanya.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa keputusan ini diambil setelah permintaan dari Biden.
Ia menegaskan bahwa Israel tidak akan menghalangi pengiriman makanan, air, atau obat-obatan dari Mesir, selama bantuan tersebut terbatas pada warga sipil di selatan Jalur Gaza dan tidak diberikan kepada militan Hamas.
Pernyataan tersebut tidak menyebutkan bahan bakar, yang sangat dibutuhkan untuk generator rumah sakit.
Pada Rabu, 18 Oktober 2023, serangan roket Palestina ke Israel kembali terjadi setelah jeda selama 12 jam.
Sementara itu, serangan Israel ke Gaza terus berlanjut, termasuk ke kota-kota di selatan yang sebelumnya dijelaskan oleh Israel sebagai zona aman bagi warga sipil (sdn)