INIPASTI.COM, SUDIANG – Tidak pernah sekali pun terbesit dalam pikirannya untuk berjalan kaki sejauh belasan kilo meter. Apatah lagi dilakukan di bawah terik matahari dengan suhu 40-50 derajat Celcius.
Hal itu ternyata bisa dilalui oleh Ita Paramatasari saat melaksanakan puncak ibadah haji. Sesuatu yang secara logika tidak akan sanggup dilakukan, tapi berkat kekuatan dari Sang Maha Kuasa dia beserta jemaah haji lainnya bisa melewati proses Armina (Arafah, Musdalifah, Mina) dengan lancar.
“Kalau dipikir, kayaknya tidak sanggup saya jalan kaki sejauh 12 KM. Apalagi saat pergi melontar jumroh jam 11 siang, pas panas-panasnya dan tidak pakai istirahat. Tapi alhamdulillah, saya bisa lalui itu,” sebut Ita.
Alumnus Sekolah Tinggi Teknik PLN Jakarta ini bukan hanya terheran dirinya bisa melalui perjalanan tersebut. Dia bahkan menyaksikan betapa banyak jemaah haji yang lansia juga mampu melalui proses melontar jumroh. Menurutnya, hal itu tidak mungkin bisa dilakukan tanpa kekuatan dari Allah SWT.
Kini Ita telah kembali ke tanah air. Dia beserta jemaah haji Kloter 3 Debarkasi Makassar lainnya tiba di Bandara Hasanuddin pada Pukul 02.27 WITA, Selasa, 20 Agustus 2019.
Putri dari pasangan Djamaludin dan Djumiati ini memang terdaftar sebagai jemaah haji asal Kota Parepare. Wanita kelahiran 31 Oktober 1996 itu bahkan menjadi Jemaah Haji Termuda Parepare.
Meski tenaganya terkuras, Ita justru ingin diberi kesempatan lagi untuk mengunjungi tanah haram. Sujud dan bersimpuh di depan Ka’bah, shalat di Masjid Nabawi, berziarah ke makam Nabi, dan lain sebagainya akan menjadi kenangan yang tidak mungkin ia lupakan.
Di luar dari itu semua, Ita berharap agar bisa menjaga kemabruran hajinya sesampainya di kampung halaman. Dia ingin menjadi pribadi yang lebih baik lagi setelah menunaikan rukun Islam yang kelima tersebut. (Sule)