INIPASTI.COM, MAKASSAR, – Lembaga Jenggala Center membeberkan bahaya paham radikal khilafah yang mendompleng di salah salah kandidat di Pilpres 2019. Sebab paham ini dianggap sangat mengancam masa depan Indonesia.
Ketua umum Tim Nasional Jenggala Center, Iskandar Mandji mengatakan pihaknya sudah tiga kali memantau Pilpres mulai dari 2009 hingga 2019. Serta telah meneliti terkait perkembangan demokrasi dan kesejahteraan sosial di Indonesia.
Namun untuk Pilpres 2019, kata dia sangat berat karena politik identitas dipakai sebagai alat untuk mendapatkan dukungan dan simpati masyarakat.
“Pemilu kali ini berat karena isu sara, dan khilafah, simbol agama yang dipakai sangat berbahaya, pada perkembangan bangsa kita kedepan,” kata Iskandar Mandji di Makassar, Senin 15 April 2019.
Pilpres kali ini, kata dia, berpotensi memecahbelah persatuan NKRI. Seperti yang terjadi di beberapa negara besar misalnya Uni Soviet yang pecah menjadi 15 negara dan negara-negara timur tengah yang poraporandak hingga sekarang.
“Kita adalah kepulauan sangat mudah kalau kita orang sulawesi mengatakan berdiri sebagai sebuah negara kita dibatasi laut bisa menjadi salah satu teritorial yang sangat bahaya bisa berdiri sendiri,” katanya.
Contoh lain yang dianggap berpotensi memecahbelah karena selain paham Khilafah, Indonesia memiliki sejarah pemberontakan dibeberapa daerah.
“Papua bisa begitu kalau kita perhatikan potensi kesitu ada, kita pernah ada Kahar Mudzakkar, Papua merdeka sampe sekarang masih ada, di aceh, jadi potensi itu ada untuk kita bisa pecah itulah akibatnya seperti yang saya katakan tadi yang dialami oleh Uni Soviet,” ucapnya.
Ia pun berharap masyarakat bisa memahami dan melihat secara luas pada pemilu kali ini. Terlebih lagi sikap politik Jusuf Kalla (JK) yang mendukung Jokowi-Ma’ruf Amin di Pilpres.
(Muh. Seilessy)