JAKARTA – Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno meragukan hasil survei Roy Morgan yang menyatakan petahana Joko Widodo (Jokowi) lebih unggul dibanding Prabowo. BPN mengklaim banyak lembaga survei saat ini yang hanya mencari uang.
Direktur Konsolidiasi Nasional BPN Fuad Bawazier mengaku prihatin atas hasil survei Roy Morgan. “Ini kita prihatin. Sudah lama saya mengatakan sejak pemilihan gubernur, survei itu sudah lama dijadikan ajang bisnis,” ujarnya saat menghadiri Deklarasi Kaukus Insan Cinta Indonesia untuk Prabowo-Sandi di Jakarta, Senin (4/3).
Fuad mengklaim pihaknya kerap didekati atau dilobi oleh lembaga survei. Namun tawaran mereka selalu ditolak karena BPN lebih percaya pada hasil survei internal. “Kita tidak mau merespons semua pendekatan dari lembaga yang sifatnya mau berbisnis, nanti jadi rusak. Ini kan bisnis kepercayaan, lebih baik kita buat sendiri,” ucapnya.
Roy Morgan, lembaga survei yang berbasis di Australia telah merilis hasil surveinya tentang elektabilitas Jokowi dan Prabowo dalam pilpres 2019 pada 1 Maret lalu. Survei mereka menunjukkan bahwa Jokowi unggul atas Prabowo dengan persentase 58 persen berbanding 42 persen.
Survei Roy Morgan melibatkan 1.039 responden berusia di atas 17 tahun. Mereka dipilih dari 17 provinsi yang berada di Indonesia. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara tatap muka.
Keunggulan Jokowi terutama disebabkan oleh program dan proyek ekonominya yang terbilang berhasil. Di antara negara anggota G20, misalnya, Indonesia menempati posisi kedua sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi signifikan yakni mencapai rata-rata 5 persen pada periode 2014-2019. Roy Morgan cukup yakin Jokowi akan terpilih kembali dalam pilpres 2019. (MDS01)