INIPASTI.COM – “Yu Tiang Sin, aku datang akan menagih hutang! Seluruh keluarga Yu harus aku tumpas habis. Semua anjing dan kucingnya, semua pelayan dan tamu-tamunya tak satupun boleh lolos.”
Baca juga: Pendekar Cengeng (17)
Itulah suara seorang wanita yang sangat merdu namun membuat bulu tengkuk berdiri. Yu Kai dan kedua adiknya sudah melompat bangun menyambar pedang dan mencelat ke depan pintu untuk menyambut musuh yang mengerikan ini. Musuh yang datang kali ini benar-benar luar biasa dan agaknya hendak membuktikan ancamannya, yaitu menumpas habis seluruh isi rumah keluarga Yu. Sebagai bukti Kim-to Cia Koan Hok dan Bi-kiam Souw Kwat Si yang baru saja keluar telah terbunuh dan mayatnya dilemparkan kembali masuk ke rumah keluarga Yu !
Dapat membunuh suami isteri bekas perampok itu dalam sekejap dan tanpa menimbulkan suara benar-benar membuktikan kehebatan tamu aneh itu. Namun untuk melindungi keluarganya, Yu Kai dan adik-adiknya tidak merasa takut dan bersiap-siap untuk melawan dengan taruhan nyawa.
“Sicu, hati-hatilah !”
Tampak dua bayangan berkelebat, ternyata kedua orang hwesio itu telah berdiri di samping tiga orang she Yu itu untuk membantu mereka. Dua orang tokoh tua itu adalah orang-orang sakti akan tetapi kali ini wajah mereka diliputi ketegangan karena mereka maklum bahwa yang datang kali ini benar-benar merupakan lawan yang berat!
Tiba-tiba terdengar jeritan-jeritan ngeri dari dalam rumah. Tiga saudara Yu menjadi pucat. Cepat mereka menengok dan saat itu dari pintu dalam muncul pelayan wanita yang tubuhnya berlumuran darah. Pelayan itu terhuyung-huyung ke depan, lalu serunya.
“Toaya (tuan)…….. celaka, semua ….. semua dibunuh……..,” sampai di situ ia terguling dan putus nyawanya.
“Celaka ! Musuh menggunakan memancing harimau keluar dari sarang !” teriak Tho-te-kong Liong Losu.
Yang disebut siasat memancing harimau keluar dari sarang adalah siasat perang yang maksudnya memancing keluar penghuni atau pun penjaga kota, sehingga kotanya sendiri menjadi tidak terjaga dan mudah diserang dari lain jurusan.
Agaknya tamu aneh yang datangnya ditandai dengan lengking tangis ini sengaja memancing perhatian mereka dari depan, lalu diam-diam mengambil jalan memutar terus masuk ke belakang rumah dan begitu masuk terus melakukan pembunuhan-pembunuhan terhadap wanita, anak-anak dan semua pelayan yang berada di bagian belakang daIam rumah itu. Tidak hanya keluarga dan pelayan, tetapi bahkan segala macam binatang peliharaan seperti ayam, burung, anjing dan kucing yang berada di belakang rumah ini, semuanya dibunuh tanpa ampun lagi.
Mendengar teriakan Tho-tee-kong Liong Losu, tiga orang saudara Yu seperti berlomba lari ke dalam. Akan tetapi, mereka berhenti dan terbeliak memandang orang yang keluar dari pintu dalam.
Dia seorang wanita. Usianya kurang lebih empat puluh tahun. Wajahnya masih cantik dan kulit mukanya putih sekali sampai seperti tidak ada darahnya. Pakaiannya serba hitam dari sutera tipis sehingga tersorot lampu tampak membayang pakaian dalamnya yang serba putih.
Bersambung…