INIPASTI.COM – Setiap tangal 24 Maret setiap tahunnya, jajaran Keluarga Besar, Taruna Siaga Bencana (Tagana) Indonesia, memeringati hari ulang tahunnya.
Memasuki usianya yang ke-19, Tagana Idonesia bagaikan gadis, ia sekarang menanjak dewasa dan dilirik banyak orang.
Di ultah ke-19, Penulis kembali melakukan kilas balik kelahiran dan kiprah Tagana, yang telah memberikan kontribusi besar dalam pengabdiannya di setiap peristiwa bencana, sebagaimana taglinenya, “Dimana ada bencana, disitu ada Tagana”
Keberadaan Tagana di Indonesia, tidak bisa dilepaskan dari tangan dingin, seorang Panglima Tagana bernama “Drs.Andi Hanindito,M.Si”
Mantan Direktur Korban Bencana Alam di era Departemen Sosial, sekarang Kementerian Sosial RI.
Sebagai saksi hidup, sekaligus pendiri Taruna Siaga Bencana Indonesia (TAGANA), Bapak ANDI HANINDITO, merupakan Pencetus dan Perintis Tagana Indonesia.
Melalui jaringan podcast episode ke-5 di Beranda Linjamsos Kementerian Sosial RI, yang dimonitor segenap anggota Tagana se-Indonesia, mulai dari Tagana Muda, Tagana Madya/Khusus, Tagana Utama hingga Perintis Tagana Indonesia.
Andi Hanindito, mengisahkan awal mula kehadiran Tagana di Persada Nusantara.
Mengenang perjalanan sejarah berdirinya Tagana, sekaligus memeringati ultah ke-19, Jumat 24 Maret 2023, Penulis mengajak kita semua, menaruh hormat serta mengirimkan suratul Al-Fatihah.
Kepada Bapak Drs.Purnomo Sidik, M.Si (Mantan Direktur Bencana Alam Kementerian Sosial), Bapak Sutarso,M.Sw (Dosen dan Tenaga Ahli Bidang Kebencanaan/Pakar Bencana Alam Indonesia, yang telah berkontribusi besar terhadap penumbuhan Tagana di Indonesia.
Menurut Andi Hanindito, untuk memahami sistem penanganan bencana berbasis masyarakat, maka beliau menimba ilmu dengan belajar tentang penanganan bencana di Singapura, Malaysia, Vietnam dan bahkan ke Eropa, termasuk ke Uni Sovyet.
Hasil pengembaraan dan proses belajar secara mandiri di luar negeri. Beliau memiliki kerangka konsep, untuk mengembangkan potensi masyarakat Indonesia, dalam satu wadah yang terorganisir, yang belakangan dikenal dengan TAGANA.
Penulis sebagai salah seorang Perintis Tagana yang masuk dalam daftar 60 orang, yang di SK-kan Menteri Sosial di tahun 2006,dengan sendirinya, ikut bersama Panglima Tagana, mendandani dan membesarkan Tagana Indonesia.
Dengan konsep pemikiran, bagaimana penanganan bencana baik pada masa sebelum bencana, tanggap darurat (saat bencana) maupun sesudah bencana terjadi.
Diakui oleh Bapak Andi Hanindito, masih ada tiga hal, belum sempat diurus dimasa kepemimpinannya sebagai Direktur Bencana Alam yaitu,
(1) Sekolah Penanggulangan Bencana Indonesia, (2) Warkop Tagana (Menunya Indomie Tsunami, Kopi banjir, dan (3) Sistim Penanggulangan Bencana Indonesia.
Saat ini Andi Hanindito, telah menyandang status sebagai purnabakti Kementerian Sosial RI, di saat jabatan Menteri Sosial disandang Ibu Tri Rismaharini (Mantan Walikota Surabaya).
Dikisahkan, bahwa penanggulangan bencana adalah tanggungjawab kita semua, maka setiap warga negara bertanggungjawab dalam penanganannya.
Mengingat Indonesia merupakan Kawasan Supermarket Bencana.
Maka dengan kerelawanan di Tagana, hendaknya Pimpinan Tagana di Salemba Raya 28 Jakarta, memikirkan ke depan, agar Tagana bisa lebih baik lagi, terutama kesejahteraan dan jaminan kesehatan bagi anggotanya.
Diungkapkan bahwa Tagana yang dibentuk 24 Maret 2004 di Lembang Jawa Barat, sementara bencana Tsunami Aceh, terjadi 26 Desember 2004.
Bukan berarti Tagana dibentuk karena ada Tsunami, melainkan Tagana sudah lebih dahulu dibentuk, sebelum Tsunami datang, urai Panglima Tagana Indonesia.
Ditandaskan bahwa tak banyak yang tahu, kalau ternyata, Sejarah Pembentukan TAGANA Indonesia itu, berawal dari kisah “Mobil Rongsokan”
Pembentukan Tagana Indonesia yang diawali ketika banjir di ibukota, bantuan harus disalurkan dengan menggunakan mobil rongsokan.
Kehadiran Tagana, masih banyak yang meragukan, tapi seiring berjalannya waktu dan bergantinya kepemimpinan di Salemba Raya No.28 Jakarta.
Membuktikan bahwa Tagana merupakan bagian penting dalam sistim penanggulangan bencana di Tanah Air, yang awalnya hanya 60 orang, kini telah berkembang ribuan orang yang tersebar dari Sabang hingga Merauke.
Ulasan melalui potcast Linjamsos episode ke-5 kala itu, telah memberikan pencerahan kepada segenap anggota Tagana dari Sabang sampai Marauke.
Semoga apa yang menjadi harapan Panglima, dapat kita kembangkan sesuai dengan kondisi dan situasi di daerah masing-masing.
Dijelaskan bahwa pada ulang tahun Tagana ke-15 di tingkat pusat, Kementerian Sosial menggelar berbagai macam kegiatan yang dipusatkan di Mako Tagana Training Centre di Hambalang, Sentul Bogor, mulai tanggal 22-25 Maret 2019.
Dikatakan, TAGANA merupakan relawan kemanusiaan/tenaga kesejahteraan sosial yang berasal dari unsur masyarakat.
Kini jumlah personil TAGANA dalam jumlah ribuan dan tersebar di seluruh pelosok Indonesia.
Sejarah TAGANA sendiri dimulai dari menyikapi rancangan sistem penanggulangan bencana berbasis masyarakat.
Melalui TAGANA, Kementerian Sosial membentuk Community Based Disaster Management (CBDM) yaitu usaha penanggulangan bencana berbasis masyarakat dalam bentuk Kampung Siaga Bencana (KSB) dan Tagana Masuk Sekolah (TMS).
Pada tahun 2019, ada beberapa rencana strategis yang dilakukan Kementerian Sosial dalam penanggulangan bencana diantaranya, peningkatan kesiapsiagaan dan mitigasi bencana, penyaluran bantuan pemenuhan kebutuhan dasar
Penulis sebagai salah seorang Perintis Tagana Indonesia, ikut membubuhkan tanda tangan, dalam proses pembentukan Tagana Indonesia di Lembang Jawa Barat.
Dengan sendirinya, banyak dinamika perjalanan organisasi yang dilalui, dibawah tagline komando “One Command, One Rule, One Corps (Satu Komando,Satu Aturan dan Satu Korps).
Adapun kilas balik perjalanan sejarah Tagana, maka sejenak kami mengajak pembaca, untuk melihat momentum sejarah perjalanan.
Dimana pada tanggal 24 Maret 2004, oleh Departemen Sosial (Nama masa itu) memanggil calon peserta dari masing-masing provinsi sebanyak dua orang.
Untuk hadir di Pusdiklat (Pusat Pendidikan & Latihan) Kesos di Lembang – Bandung Jawa Barat.
Karena permintaan saat itu, satu orang dari unsur Kepala Seksi Karang Taruna di level provinsi dan satu orang dari pengurus Karang Taruna yang aktif.
Maka dua orang, utusan Sulawesi Selatan, diberangkatkan dengan perjalanan dinas ke Lembang, atas nama Drs.H.Syakhruddin.DN,M,Si (kala itu menjabat sebagai Kepala Seksi Karang Taruna pada Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan dan Andi Syafri Sulo dari kalangan Pengurus Karang Taruna Sulawesi Selatan.
Kami belum tahu, apa target yang ingin dicapai. Yang pasti kami diberikan kesempatan, untuk memikirkan, nama apa yang tepat diberikan, untuk sebuah organisasi sosial yang baru dibentuk, dilingkungan Departemen Sosial kala itu.
Sebelumnya, sudah familiar di masyarakat, nama-nama seperti Satgasos-PB, Karang Taruna, Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) dan pilar partisapan dibidang bantuan sosial.
Kala itu, banyak produk dari masing-masing Dirjen, di lingkungan Departemen Sosial, mereka seakan berlomba, menciptakan apa yang menjadi kebutuhan masyarakat.
TAGANA yang latar belakang pembentukannya, dilandasi lahirnya Undang-Undang No.22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana mandat konstitusi.
Dengan demikian, Departemen Sosial tidak lagi memiliki Kanwil dan Kandep Sosial di masing-masing provinsi, bergesernya peran para Pekerja Sosial Kecamatan (PSK) dan pupusnya perhatian Tenaga Penanggulangan Bencana yang sudah berpengalaman, seperti;
Tim Reaksi Cepat (TRC), Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) dan Tim Penanggulangan Bencana di masing-masing Kantor wilayah.
Sementara fenomena bencana alam yang makin kompleks dan luasnya jangkuan wilayah Negara Indonesia, serta kesadaran masyarakat terhadap bencana, menuntut terbentuknya tenaga terlatih bidang kebencanaan dari kalangan muda yang disebut : Taruna Siaga Bencana (TAGANA).
Akhirnya pada tahun 2004, Setelah upacara pagi dengan komandan upacara, Drs.Iyan Kusmadiana, M.Si (Mantan Direktur PSKBA di Kemensos) sedang Penulis merupakan peserta yang disematkan tanda peserta, bersama Sdr. Fitri dari Sulawesi tengah.
Menjelang sambutan yang dibacakan pembina upacara, maka hasil diskusi yang berlangsung alot pada malam sebelumnya, dipimpin langsung Bapak Andi Hanindito, M.Si, disepakati bahwa nama organisasi yang baru lahir adalah : Taruna Siaga Bencana (TAGANA) Indonesia.
Perjalanan waktu, dari masing-masing program kerja per tahun anggaran, maka dalam DIPA Departemen Sosial, tahun 2006 kembali dilaksanakan “Pemantapan Tagana se-Indonesia”.
Pelatihan itu, dilaksanakan dengan rentang waktu perjalanan, selama dua tahun dari 2004-2006. Setelah dilakukan pelatihan Tagana di provinsi masing-masing.
Salah satu kreteria, untuk ikut pemantapan adalah Kepala Seksi yang menangani Karang Taruna di provinsi dan ketua angkatan pertama, pada pelatihan Tagana di level provinsi.
Sesuai petunjuk pimpinan, maka terpilihlah mewakili Provinsi Sulawesi Selatan adalah Sdr. Muhlis Moed dari Kabupaten Gowa, karena saat itu, Muhlis menjadi ketua angkatan.
Dengan pesawat Garuda Indonesia, kami berangkat menuju Hotel Grand Lembang Jawa Barat, sebagai perwakilan dari Provinsi Sulawesi Selatan, masing-masing Drs H.Syakhruddin DN,M.Si dan Muhlis Moed, S.KM dari Gowa.
Disinilah kisruh awal, siapa sebenarnya yang berhak menyandang predikat “Perintis Tagana Indonesia”.
Apa peserta latih yang diberangkatkan pada tahun 2004 atau yang mendapat perlengkapan Tagana dari ujung kaki sampai ujung rambut, yang dilaksankan pada kegiatan “Pemantapan Tagana di bulan April 2006”.
Mengingat ada utusan provinsi yang hadir di tahun 2004, namun tidak hadir di tahun 2006.
Entah karena mutasi jabatan, sehingga pejabat Kepala Seksi Kasi Karang Tarunanya tidak ikut, atau kebijakan lain, dari Dinas Sosial di provinsi masing-masing.
Akhirnya, dalam suatu pertemuan para Kabid Banjamsos dengan perwakilan Tagana se-Indonesia, disepakati bahwa yang dimaksudkan dengan “Perintis Tagana Indonesia”
Adalah yang hadir di Lembang Jawa Barat pada tahun 2004 dan 2006, termasuk mereka yang tergabung dalam “Peserta Jambore Penanggulangan Bencana di Cibubur”.
Dengan demikian, dari Provinsi Sulawesi Selatan, yang menyandang gelar sebagai Perintis Tagana Indonesia, adalah Drs.H.Syakhruddin.DN,M.Si, Andi Syafri Sulo dan Muhlis Moed,S.Km.
Begitulah catatan sejarah yang sampai hari ini, ketiganya masih tetap eksis di Tagana dan aktivitas lainnya pada pengabdian di bidang kemanusiaan.
Perjalanan berikutnya dari 2006 hinggatahun 2023, tentu saja banyak hal yang telah dilakukan, termasuk menghadiri upacara puncak peringatan di tingkat nasional, walaupun dua tahun terakhir ini, hanya dilakukan melalui zoom meeting, akibat pandemi covid-19.
Bila kembali membuka dokumen lama, maka dari data dan fakta yang tertulis dalam dokumen foto dokumentasi.
Peserta Pertemuan Dasar Taruna Siaga Bencana (Tagana) se-Indonesia pada Balai Diklat Kesos Lembang, Bandung, Jabar pada tanggal 23 s/d 27 Maret 2004.
Sesuai foto dokumentasi yang di produksi Utaris Foto, dan kembali dipublikasi oleh Jhony Rohi, Tagana dari Nusa Tenggara Timur (NTT), maka disana terlihat jelas dimana dan siapa pesertanya.
Berikut nama-nama yang terdokumentasi dalam foto Utaris,
Peserta latih Tahun 2004 yaitu ;
Satria (Karang Taruna Indonesia)
Drs.Soetarso,M.Sw (Ahli Kebencanaan Indonesia)- Almarhum
Much.Masduki
H.Safwan,SH (Dirjen)
Sri Muhardji (RAPI)
Drs.Purnomo Sidik (Direktur)- Almarhum
Drs.Ghazaly.H.S (Sekjen)
Drs.Wawan Mulyawan
Drs.Andi Hanindito (Pusat)–Panglima Tagana Indonesia
Yolak, SE, MM (Pusat) mutasi ke BNPB
Hernalom (Pusat) – Purnatugas Kemensos
P. Manu (Pusat) – Purnatugas Kemensos
Sugeng (Pusat)
Peserta
Yainal Bakri (Nanggroe Aceh Darussalam)
Ikhman Faluthi (Nanggroe Aceh Darussalam)
L.Faisyalsyah (Sumatera Utara)
Drs.Sumarno (Sumatera Utara)
Sudirman. A (Sumatera Barat)
Erry. G, SH (Sumatera Barat)
Ismed. J (Riau)
Asro (Papua)
Dodi.AK (Riau)
Perly (Jambi)
Asnawi (Jambi)
Febrian (Sumatera Selatan)
Yoedhi (Sumatera Selatan)
Edi Suarni (Bengkulu)
Salim. M (Bengkulu)
I Teguh R (Lampung)
Sofi. M (DKI)
Roberet. W (DKI)
Gurmewa (Lampung)
Ronald (Papua)
Tita Tarina (Jawa Barat)
A.Gunawan (Jawa Barat)
S.Agus.R (Jawa Tengah)
Haniyano (Jawa Tengah)
Teguh (Daerah Istimewa Yogyakarta)
Purwanto (Jawa Timur)
Lasir (Jawa Timur)
Deny (Bangka Belitung)
M. Sabil (Bangka Belitung)
A. Rosyid (Banten)
Syambi (Banten)
Irwan (Maluku Utara)
I.K.Gatriana (Bali)
Edhiansyah (Kalimantan Timur)
Mardjudin (Kalimantan Timur)
Rahmat (Kalimantan Barat)
Dalimin (Daerah Istimewa Yogyakarta)
IWJ Arnana (Bali)
Nurhaspandi (Kalimantan Barat)
Sri Wahyuni (Kalimantan Tengah)
M.Banjarnahor (Kalimantan Tengah)
Supriadi (Kalimantan Selatan)
Rusmin N,S,Ag,S,Sos (Kalimantan Selatan)
Y.Meriane Rumerung (Sulawesi Utara)
Johanis Wowor (Sulawesi Utara)
Jemi Leksy Maya (Maluku Utara)
Andi Mahmud (Sulawesi Tengah)
Irma (Sulawesi Tengah)
Rajjas (Sulawesi Tenggara)
Jumarto (Sulawesi Tenggara)
H.Syakhruddin.DN (Sulawesi Selatan)
Andi Syafri Sulo (Sulawesi Selatan)
Drs.Zulkifli Lubis (Nusa Tenggara Barat)
Drs.Suwarso (Nusa Tenggara Barat)
Johny Roni (Nusa Tenggara Timur)
Samuel Hittaubes (Nusa Tenggara Timur)
Fredrik K (Maluku)
Ismet Layn (Maluku)
Raden N.Sahi (Gorontalo)
Fitriani. M (Gorontalo)
Inilah yang hadir pada pada kesempatan pertama, atau pendahulu dari seluruh Tagana yang ada di Indonesia.
Akan tetapi, kehadirannya belum mendapatkan perlengkapan Tagana secara sempurna, kecuali baju training biru.
Pada kegiatan “Pemantapan Tagana” yang berlangsung di Hotel Lembang tahun 2006, para peserta sudah menerima “Perlengkapan Tagana dan Surat Keputusan dari Kementerian Sosial”
Sebagai Perintis Tagana Indonesia, termasuk PIN Perintis yang disematkan oleh Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa di Kepulauan Seribu Jakarta.
Ironisnya, banyak diantara kami yang diberangkatkan menjadi Peserta Pertemuan Dasar Taruna Siaga Bencana (Tagana) se-Indonesia pada Balai Diklat Kesos Lembang Bandung Jabar, Tanggal 23 s/d 27 Maret 2004.
Akan tetapi, tidak lagi mendapat akses dari Dinas Sosial setempat, untuk pertemuan kedua pada acara Pemantapan Tagana tahun 2006.
Dari hasil perumusan dan pertemuan para Perintis Tagana di Kabupaten Pangandaran tahun 2021, sepakat para pengambil keputusan di Salemba Raya 28 Jakarta.
Menjadikan kawan-kawan yang berangkat pelatihan tahun 2004, dinyatakan sebagai “Perintis Tagana Indonesia”
Selanjutnya akan diakomodir dalam satu kesatuan sistim komando, demikian halnya dengan mereka yang hadir pada Jambore Tagana di Cibubur, diwakili 10 orang setiap provinsi.
Ada dari unsur Pramuka, Palang Merah, Kepolisian, BMKG, Orari dan Dinas Sosial setempat juga dikategorikan “Perintis Tagana Indonesia”
Akhirnya, setelah kegiatan Jambore Penanggulangan Bencana di Cibubur ditutup dengan resmi, maka keesokan harinya terjadi “Musibah Bencana Tsunami di Aceh”.
Sebahagian kawan-kawan yang akan pulang, diperintahkan oleh Pemdanya langsung menuju sasaran, dengan pakaian yang masih di pakai saat berada di Cibubur.
Memasuki era tahun 2006, Departemen Sosial RI kembali melaksanakan kegiatan Pemantapan Tagana, di Grand Lembang Bandung Jawa Barat, Para utusan provinsi diwakili masing-masing dua orang.
Peserta kali ini memeroleh sarana pendukung operasional Tagana, setelah melakukan Pemantapan oleh Instruktur dari kalangan TNI dan Instruktur yang sangat mumpuni dibidangnya.
Sebagaimana foto dokumentasi, yang tercatat rapih di Tagana Center Indonesia.
Adapun mereka yang mendapatkan rekomendasi dari Dinas Sosial Provinsi se-Indonesia yaitu sebagai berikut ;
Gambar Depan
Willeam Gasfer, SH (Kepulauan Riau) – Almarhum
M. Sugandhi (Maluku Utara)
Rajjas, B.Sw (Sultra)
John Swalette (Maluku)
Pitter Matakenna, SH (Kepri)
Aris Tabirawa, SST (Jambi)
Lutfi Faizalsyah (Sumut)
Hj. Yetti Kadarwati, SE (Kadinsos Jabar)
Drs. Amrun Daulay (Dirjen Bansos)
Drs H. Purnomo Sidik (Dir. BSKBA) – Almarhum
H. Dharma Nasution ( KU Rapi Pusat)
Gurmewa (Lampung)
Yoedhy S. Fakar (Sumsel)
Zefereno N.S ( Sulut)
M. Machfud (Kaltim)
Andi Mahmud (Sulteng)
Bambang R.W (Bengkulu)
Gambar Tengah :
Sirman Abas, SH (Babel)
Ir.Tarmizi (NAD) – Pembaca Doa
Raden Sahi, SE (Gorontalo)
Wy. Jaya Arwana, SH (Bali)
Teguh Rahardjo (DIY)
Fitriyana Makmur, SP (Gorontalo)
Eliya, S.Sos (Sulteng)
Dwi Putri A (Lampung)
Drs. Aulia Ksatriadi (Riau)
Supriyadi (Kalsel)
Tita Tarina (Jabar)
N. Safei N, A.Ks MP (Jabar) – Mantan Direktur BSKBS
Zulyadini (NTB)
Eka Darmayanto, SE (Sumut)
Firmansyah (Sulbar)
Ahmad Jablawi (Kalsel)
Bambang W (Jateng)
Rahmat HT (Sulbar)
Nyoman Petrus SST (Bali)
Faridal L (Sumsel)
Muhlis Moed, AMK (Sulsel)
Yunus Ullo (Irjabar)
Jhon Rohi, ST (NTT)
M.Lukman, SE (Jambi)
Drs.H.Syakhruddin. DN (Sulsel) – Penulis
Gambar Belakang :
Basrano (Sultra)
Ismet Layn ( Maluku)
Mardiansyah Bag (Kaltim)
Nano Sukarno (Riau)
Yoppi Tuan SH (NTT)
Ihman Faluti (NAD)
Ibrahim Darlay (Irjabar)
Felix Valentina (DKI)
Maya Fitria (Kalteng)
M. Sofi (DKI)
Baiq Iki SH (NTB)
Andre. S (Babel)
Edy Suwarno (Bengkulu)
Purwanto P.S.Sos (Jatim)
M. Yassin N.R (DIY)
Johannis S Wowor, S.Sos (Sulut)
Achmad Solihin (Kalteng)
Purwoto (Jateng)
Arso, S.Sos (Papua)
Drs. Urip Wahyudi (Papua)
Irwan (Maluku Utara)
Peserta pelatihan pemantapan kali ini, mendapatkan perlengkapan satu rangsel, dan inilah menjadi cikal bakal dan standar perlengkapan Tagana se–Indonesia, diperoleh setelah berjalan satu malam, melalui jalan berkelok yang curam, sungguh sesuatu yang tak mudah.
Gunung Tangkuban Perahu, menjadi saksi bisu dari jejak langkah relawan yang mengayunkan langkah kaki dari Pukul 20.00 hingga 03.00 dinihari.
Kemudian dari Puncak Cikole Bandung, Pasukan Tagana diperintahkan tidur telentang menengah ke langit, menyaksikan bintang yang bertebaran di angkasa raya.
Sementara hembusan angin semilir dari pinus yang sedang bercengkrama dengan alam seputar, seakan menyaksikan kami yang 60 orang ini, sebagai saksi sejarah lahirnya TAGANA INDONESIA.
Kami seakan terhipnotis dari kalimat, dengan suara bariton namun tegas dari Bapak Andi Hanindito mengatakan
“Kalian adalah putra-putri terbaik bangsa yang akan menjadi tonggak sejarah perjalanan Tagana ke depan”,
Majulah … bangkitlah dan mengabdi pada Negeri hingga tetes darah terakhirmu.
Kebesaran Tagana dewasa ini, tidak terlepas dari mentor yang merupakan saksi hidup, sekaligus Pendiri Taruna Siaga Bencana Indonesia (TAGANA) Bapak ANDI HANINDITO, M.Si Pembuat, Pencetus dan sekaligus Perintis Tagana di Indonesia.
Hari ini, Jumat 24 Maret 2023 bertepatan dengan hari kedua Ramadan 1444H/2023 M, Taruna Siaga Bencana Indonesia (Tagana) memeringati ulang tahunnya yang ke-19.
Dirgahayu Tagana Ke-19 ; Di hari ulang tahun ini, kawan-kawan dari Tagana Rajawali, melakukan kegiatan akbar di Provinsi Jawa Timur, serta lounching “Mobil Dapur Air Nutrisi ” dihadiri Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur, yang juga tercatat selaku Pembina Tagana Indonesia Bapak Adi Karyono.
Dirgahayu Tagana Indonesia ke-19, teruslah berkarya yang dilandasi semangat “Pantang Tugas Tidak Tuntas”
Penulis H.Syakhruddin.DN
Perintis Tagana Indonesia dari Sulsel
HP 081 2424 5938