INIPASTI.COM, GOWA – Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Gowa memberikan perhatian penuh pada penduduk lanjut usia (Lansia). Hal ini terbukti dengan didorongnya peran kelompok Bina Keluarga Lansia (BKL) di seluruh Kampung KB yang ada di wilayah Kabupaten Gowa.
Kepala DPPKB Kabupaten Gowa Sofyan Daud menyebutkan, dari jumlah penduduk di Kabupaten Gowa 755.235 jiwa, sebanyak 9,34 persen adalah penduduk lansia atau berkisar 68.870 jiwa. Pembinaan ini dilakukan untuk mencegah adanya lansia yang frustasi hingga tidak terurus.
“Ke depan kita ingin menciptakan lansia yang tangguh dan produktif khususnya di wilayah Kampung KB melalui pembinaan yang lebih maksimal dengan membangun koordinasi lintas sektoral,” katanya usai membuka Workshop Bina Keluarga Lansia, di Kantor DPPKB Gowa, Kamis, (17/10/2019).
Pola pembinaan yang dilakukan DPPKB Gowa berbeda dengan stakeholder lainnya. Misalnya, jika Dinas Kesehatan menyentuh langsung pada individu lansia. Apalagi, jika hal tersebut membahas terkait kesehatan dan Dinas Sosial bertanggungjawab jawab .
Sedangkan, DPPKB Gowa berperan memberikan pembinaan dengan pendekatan keluarga si lansia. Polanya, yaitu dengan melakukan pembinaan keluarga si lansia agar bagaimana mereka memperlakukan lansia itu dengan baik sehingga dapat tercipta individu lansia yang tangguh dan produktif.
“Pada umumnya kebanyakan lansia itu terlalu aktif karena terbiasa kerja produktif, makanya dengan keaktifannya ini harus kita manfaatkan. Paling tidak dengan memberikan keterampilan sesuai umurnya,” terang Sofyan.
Menurutnya, perlunya didorong produktivitas lansia ini agar semakin membantu mewujudkan kemajuan daerah. Semakin maju suatu daerah itu maka jumlah lansianya semakin meningkat karena semakin lama harapan hidup mereka.
“Jika status gizi, status kesehatan hingga status kesejahteraan lansia sudah bagus maka semakin lama mereka hidup,” ujarnya.
Kedepan hal yang akan dimaksimalkan secara bertahap yakni keberadaan KBL. Tercatat dari 27 Kampung KB yang ada di Kabupaten Gowa hanya 189 KBL yang trun kelapangan, sementara secara rasio dari jumlah tersebut harusnya dibutuhkan 2.329 KBL karena 1 KBL hanya dapat membina secara maksimal 30 keluarga lansia.
“Kita masih terkendala kelompok pembinaan, makanya kedepan keluarga si lansia ini akan semakin kita berikan pemahaman untuk menjadi pengurus KBL. Paling tidak mereka lah yang langsung memberikan pembinaan kepada keluarganya yang lansia,” terangnya.
Sementara, Kabid Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga Ahmad mengungkapkan, tujuan pertemuan ini yaitu meningkatkan kemampuan KBL agar memiliki kemampuan maupun keterampilan pengelola program KKBPK, dan meningkatkan kemampuan, baik pengetahuan maupun keterampilan pengelolaan program.
“Pada kegiatan ini kami menghadirkan 72 orang sebagai peserta yang terdiri dari pengurus KBL, PKB dan undangan lainnya,” tutupnya. (rls)