JAKARTA — Lembaga survei asal Australia, Roy Morgan merilis hasil survei terkait elektabilitas kedua kedua pasangan capres-cawapres Indonesia dalam pilpres 2019. Berdasarkan survei yang dilakukan pada Januari lalu, Joko Widodo (Jokowi) mengantongi suara 58 persen, sementara Prabowo Subianto 42 persen. Hasil survei itu ddipublikasikan Roy Morgan di laman resminya pada 1 Maret lalu.
Survei Roy Morgan melibatkan 1.039 responden berusia di atas 17 tahun. Mereka dipilih dari 17 provinsi yang berada di Indonesia. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara tatap muka.
Secara demografis, Jokowi memang lebih populer di kalangan pemilih perempuan dan masyarakat pedesaan. Pada kategori gender, Jokowi menang signifikan (61 persen) atas Prabowo (39 persen). Pada segmen pemilih pria, kesenjangan suara itu mengecil dengan angka 55 persen berbanding 45 persen.
Jarak elektabilitas Jokowi dengan Prabowo menipis di daerah perkotaan, dengan angka 53 persen berbanding 47 persen. Dukungan terhadap Prabowo banyak diraih dari Jawa Barat dan Jakarta (Prabowo unggul 57 persen berbanding 45,5 persen atas Jokowi), termasuk Banten, serta provinsi-provinsi di bagian selatan Sumatera.
Namun Jokowi memang sangat ditopang oleh program dan proyek ekonomi yang dijalankannya. CEO Roy Morgan Michele Levine mengatakan Indonesia menjadi negara anggota G20 dengan kinerja ekonomi terbaik kedua di bawah China. Hal itu dibuktikan dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata 5 persen pada 2014-2019.
“Kinerja ekonomi Indonesia yang kuat dalam lima tahun pemerintahan Jokowi dan kepercayaan diri yang luar biasa yang diungkapkan oleh masyarakat Indonesia selama lima tahun terakhir jelas mengindikasikan kesuksesan kepemimpinan politik Jokowi dalam menghadapi Pilpres 2019 pada April,” kata Levine.
Bertolak dari temuan tersebut, Levine cukup yakin Jokowi dapat terpilih kembali sebagai presiden periode 2019-2024. “”Survei Roy Morgan menunjukkan bahwa Indonesia akan kembali memilih inkumben Jokowi untuk menjabat di periode keduanya sebagai Presiden. Jokowi mendapat dukungan 58 persen dari pemilih pada Januari, atau naik 5 persen dari (raihan suara) pada Pilpres 2014, dan kompetitornya, Prabowo, hanya mendapat dukungan 42 persen, atau turun 5 persen (dari Pilpres 2014),” ujarnya. (MDS01)