INIPASTI.COM, MAKASSAR – Mantan Perdana Menteri Israel Shimon Peres meninggal dunia dalam usia 93 tahun. Peres yang pernah menjabat Presiden Israel ini meninggal dunia pada pukul 03.40, Rabu, 28 September 2016, waktu setempat, demikian diumumkan The Sheba Medical Centre di Tel Aviv, Israel.
Dilansir dari laman bbc.com, Peres terserang stroke dua minggu lalu tetapi kemudian memperlihatkan kondisi yang mulai membaik. Beberapa hari kemudian pemenang Hadiah Nobel Perdamaian ini kembali dibawa ke rumah sakit karena detak jantungnya tak beraturan.
Politisi kelahiran 1948 pernah menjabat dua kali sebagai perdana menteri dan sekali sebagai presiden. Ia memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 1994 untuk keberhasilannya pada negosiasi perjanjian perdamaian antara Israel dengan Palestina tahun sebelumnya. Perjanjian itu melibatkan Perdana Menteri Yitzhak Rabin, yang kemudian terbunuh dan Pemimpin Palestina Yasser Arafat.
Peres pernah mengatakan orang-orang Palestina adalah “tetangga terdekat” Israel dan mungkin menjadi “teman terdekat” nya.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu secara pribadi menyatakan kesedihan yang mendalam atas meninggalnya “kekasih bangsa” Israel itu.
Sementara itu, Presiden Amerika Serikat Barack Obama menyebut Peres sebagai “teman baik” dalam sebuah pernyataan, dan mengatakan: “Dia dipandu oleh visi martabat manusia dan kemajuan.”
Pada awal karir politik yang panjang, Peres bertanggung jawab dengan anggaran personil dan pembelian senjata untuk Haganah, pendahulu dari Angkatan Pertahanan Israel. Dia mendapatkan kesepakatan dengan Perancis untuk memasok bangsa Israel baru dengan jet tempur Mirage. Ia juga mendirikan fasilitas nuklir rahasia Israel.
Tahun 1976, Peres menjadi Menteri Pertahanan, ketika pembajak Palestina mengalihkan pesawat dari Israel ke Entebbe di Uganda. Dia mengawal keberhasilan penyelamatan lebih dari 100 sandera. Peres kemudian dikena sebagai politikus terkemuka yang lembut. Dia sering berbicara tentang perlunya kompromi atas tuntutan teritorial di wilayah Palestina.
Di usianya yang menjelang tua, ia masih aktif sebagai pembicara di depan publik. Sebagian besar melalui Peres Centre For Peace, Lembaga non pemerintahan yang dibuatnya. Lembaga ini lebih banyak mempromosikan bagaimana menciptakan hubungan yang lebih erat antara Israel dan Palestina.
Pada tahun 2013 ia berkata: “Tidak ada alternatif untuk perdamaian. Tidak masuk akal untuk pergi berperang.” Dia pensiun dari perannya sebagai presiden pada tahun 2014.(*)
Baca juga : Debat Pertama, Dua Capres Amerika Saling Sindir
//