INIPASTI.COM, MAKASSAR – Momentum politik pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulawesi Selatan 2018 mendatang, menjadi event bergengsi bagi sejumlah parpol untuk merebut kemenangan dengan mengusung jagoannya pada perhelatan demokrasi lima tahunan itu.
Golkar sebagai partai besar memiliki peluang dengan mengusung figur yang berpotensi merebut kemenangan pasca kepemimpinan Syahrul Yasin Limpo (SYL) sebagai Gubernur Sulsel. Sementara di internal partai ada 3 kader yang menguat maju, yaitu Ichsan Yasin Limpo, Agus Arifin Nu’mang, dan Nurdin Halid.
Saat ini partai Golkar juga memperkuat struktur, dengan mengakomodir sejumlah kepala daerah sebagai ketua DPD II di Sulsel. Hal ini mulai terbaca manuver Ketua DPD I Partai Golkar Sulawesi Selatan, Nurdin Halid (NH) untuk bertarung pada Pilgub Sulsel yang digelar 2018 mendatang.
Bahkan pada Musda II Partai Golkar Kabupaten Bone, yang digelar pada, Senin (28/11). Bupati Bone Andi Fashar Padjalangi menyatakan dukungan kepada, Nurdin Halid untuk bertarung di event politik tersebut.
Pengamat Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Firdaus Muhammad menilai pergerakan mantan ketua PSSI itu, semakin menguat untuk bertarung di Pilgub. Dengan menempatkan sejumlah kepala daerah sebagai ketua DPD II di Sulsel.
“Indikasi NH maju pilgub makin kuat ditandai manuvernya memperkuat struktur dengan menempatkan Bupati dan Walikota sebagai ketua DPD II. Cukup realistis NH maju dengan kekuatan partai, soal pemilih tergantung strateginya,” kata Firdaus saat dihubungi, Senin (28/11).
Namun peluang tingkat popularitas dan elektabilitas Nurdin Halid, kata Firdaus belum sekuat beberapa figur lain seperti Agus Arifin Nu’mang, Ichsan Yasin Limpo dan Nurdin Abdullah. Hal ini menurutnya disebabkan oleh Nurdin Halid yang selalu berkiprah di tingkat Nasional.
“Peluang popularitas dan elektabilitas belum kuat sebagai dukungan. Karena NH lebih berkiprah secara Nasional. Tapi safari politiknya ke daerah-daerah dapat menaikkan popularitasnya meski harus bekerja lebih maksimal. Tetapi partai pengusung cukup kuat tanpa koalisi sekalipun,” ungkap Firdaus.