INIPASTI.COM – Kolaborasi antara Pusat Kajian Islam, Sains, dan Teknologi LP2M dengan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar menghasilkan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang berfokus pada integrasi antara Islam, sains, dan teknologi melalui perspektif modernisasi beragama.
Acara ini berlangsung pada Rabu, 30 Oktober 2024, di Ruang LT Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin, menampilkan narasumber primer, Prof. Dr. Tuti Bahfiarti, S.Sos., M.Si
Prof. Dr. Drs. H. Supardin, M.H.I dalam laporannya menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan yang kedelapan diadakan oleh LP2M. Ia mengungkapkan bahwa, di akhir sesi, tim akan menyusun sebuah buku yang diperkaya dengan berbagai pandangan dari diskusi ini. “
Para penyusunnya akan dikarantina selama dua hari untuk menghasilkan karya yang berkualitas,” ungkapnya. Dengan semangat optimis, Prof. Supardin menggambarkan antusiasme peserta sebagai energi kemenangan yang tercermin dari ruang penuh peserta yang mengikuti baik secara langsung maupun daring.
Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Prof. Dr. H. Rasyid Masri, dalam sambutannya, membagikan pandangannya mengenai moderasi beragama di Indonesia.
Menurutnya, tantangan ke depan mencakup kesenjangan sosial, kepentingan politik, hingga perbedaan pemahaman keagamaan yang bisa menimbulkan konflik.
“Indonesia dulu dikenal sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar. Namun, saat ini, Pakistan berada di posisi teratas,” jelasnya. Prof. Rasyid menekankan pentingnya berpegang pada empat pilar bangsa:
Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, yang menurutnya menjadi dasar untuk menghadapi tantangan dalam beragama dengan moderat.
Pada kesempatan yang sama, Sekretaris LP2M Prof. Dr. H. A. Marjuni, S.Ag., M.Pd.I. menjelaskan bahwa indikator keberhasilan moderasi beragama terletak pada komitmen kebangsaan, cinta tanah air, toleransi, dan sikap anti-kekerasan.
Ia juga mengungkapkan hasil penelitian di kalangan pelajar yang menunjukkan adanya tantangan serius: sekitar 25% anak-anak SD memandang Pancasila kurang relevan.
“Ini tantangan yang harus kita hadapi bersama karena generasi ini akan memegang tongkat estafet bangsa 20 hingga 30 tahun mendatang,” ujarnya.
Acara pembukaan berlangsung lancar, diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an, lagu kebangsaan Indonesia Raya, dan serangkaian sambutan.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut Wakil Dekan, dosen, Prof. DR.Sattu Alang, Prof. DR.Mahmuddin, M.Ag, Ketua dan Sekretaris Jurusan serta mahasiswa yang memenuhi ruang pertemuan.
Dengan komitmen yang tinggi, acara ini diharapkan dapat memperkuat pemahaman moderasi beragama di kalangan akademisi dan masyarakat luas (sdn)