INIPASTI.COM, MAKASSAR – Monash University Australia memperkenalkan sebuah program yang diberi nama RICE. Program tersebut merupakan bentuk kerja sama antara Welcome Tras (WT), Asian Development Bank (ADB), dan Monash Univercity Australia untuk rerivitalisasi pemukiman kumuh. Prof Diego Ramirez dari Monash Univercity menjelaskan bahwa Kota Makassar menjadi daerah yang pertama di Asia Pasifik untuk pelaksanaan program tersebut.
“Salah satu yang menjadi target kerja sama kita adalah di bidang penanganan kawasan permukiman kumuh. Untuk Indonesia sendiri, MUA, WT dan ADB, Kota Makassar menjadi pilihan dan ini yang pertama kali kita laksanakan di Asia Pasifik,” ujar Prof Diego kepada tim inipasti.com, Kamis, (2/2/2017).
Prof Diego mengungkapkan bahwa ada beberapa kegiatan yang akan mereka lakukan melalui program RICE tersebut. Yaitu, yang pertama mereka akan melakukan verifikasi awal, mulai dari huniannya, dari segi aspek banjirnya, air bersih, sanitasi, dan lingkungan hidupnya. “Berdasarkan hasil pertemuan kami dengan Kadis Perumahan kemarin, kami diarahakan Bappeda Kota Makassar untuk mempertajam lagi data lokasi ke Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman sebagai stakeholder yang membidani masalah kawasan permukiman,” lanjutnya.
Sebelumnya pada Rabu, 1 Februari kemarin Kadis Perumahan dan Kawasan Permukiman, Fathur Rahim, di dampingi Sekdis Dinas Perumahan, Hamka dan Kabid Perumahan dan Kawasan Permukiman Andi Ono Indra Chandra, menerima kunjungan rombongan Monash Universcity Australia dan Konsultan ADB, di ruang kerja Kadis Perumahan.
Mengenai lokasi, Prof Diego menjelaskan bahwa pihaknya menargetkan sebanyak 20 titik lokasi yang ada di Kota Makassar untuk permulaan. Namun, lanjutnya, untuk tahap pertama, mereka akan kerjakan sekitar 12 lokasi terlebih dahulu. Oleh karena itu, ia mengatakan sangat membutuhkan data lokasi yang real, sebab mereka akan melakukan peninjauan langsung ke lokasi yang telah di data langsung oleh Dinas Perumahan.
Prof Diego juga mengungkapkan bahwa Proyek ini akan dimulai di awal bulan Juli 2017. Adapun target pembangunannya, kata Diego, itu di tahun ke tiga. Dua tahun pertama, tambahnya, yang dilakukan adalah konsultasi musyawarah dengan masyarakat tentang desain bangunannya. “Sekedar di ketahui, sumber dana program RICE tersebut, Monas Univercity Australia mendapat bantuan dana dari WT. WT merupakan oraganisasi nirlaba yang memberikan dana untuk pelaksanaan program RICE , kemudian ADB memberikan bantuan dana Konstruksinya dan APBD (pendampingan,red) juga akan di libatkan,” tutupnya.