INI PASTI.COM – Belakangan ini, istilah Ohitorisama menjadi tenar di Jepang. Prinsip melajang ini populer di kalangan anak muda Jepang dan menjadi tren budaya.
Seseorang yang hidup melajang tidak berarti tidak diminati. Bagi sebagian orang, melajang merupakan prinsip hidup yang mereka pegang teguh.
Jika kita melihat kehidupan masyarakat Jepang, banyak generasi muda yang enggan menjalin hubungan cinta yang serius.
Padahal, fasilitas negara dan pemerintah Jepang sudah menyediakan segalanya bahkan tunjangan rutin bagi masyarakat kurang mampu.
Karena itu, tidak mengherankan jika angka kelahiran di Jepang semakin menurun. Jika Ohitorisama terus menjadi tren dominan, regenerasi penerus bangsa mungkin akan mengalami penurunan.
Ohitorisama menjadi tren yang unik, bahkan berbeda dengan tren di negara-negara lain. Banyak fasilitas umum di Jepang yang didesain untuk mendukung perkembangan Ohitorisama.
Fasilitas umum dibuat sedemikian rupa agar orang-orang yang melajang tetap bisa keluar rumah dengan aman dan nyaman.
Sebagai contoh, dalam gedung bioskop, ada kursi khusus yang disediakan bagi orang melajang agar mereka bisa menikmati film dengan nyaman dalam kesendiriannya.
Bahkan taman kota pun memiliki sudut khusus yang diperuntukkan bagi orang melajang. Dengan begitu, para penganut Ohitorisama tetap merasa nyaman meski hidup sendiri.
Bagi masyarakat Jepang, khususnya kalangan anak muda, menganut Ohitorisama tidak berarti mereka tidak suka bergaul atau anti terhadap kehidupan sosial.
Mereka bisa membagi waktunya dengan baik agar tetap bisa bergaul dengan teman-temannya meski hidup sendiri.
Terkadang, para penganut Ohitorisama pergi ke bar sendirian hanya untuk bertemu orang baru. Saat minum bersama, obrolan dengan orang asing menjadi lebih menyenangkan.
Setelah itu, mereka kembali ke kehidupan masing-masing. Meskipun bertemu dengan lawan jenis yang menarik, mereka tidak akan jatuh cinta karena prinsip Ohitorisama.
Keberadaan Ohitorisama tidak terjadi secara alami. Ada alasan tertentu yang menjadi latar belakang popularitas Ohitorisama. Para penganut Ohitorisama percaya bahwa hidup melajang akan menghindarkan mereka dari stres hidup yang luar biasa.
Mereka umumnya takut menikah karena tidak yakin mampu membuat pasangan bahagia, baik secara emosional maupun material.
Saat menikah, perhatian dan perhatian pada pasangan harus dibagi, semarak kehidupan malam di Jepang mustahil dapat dirasakan lagi.
Kalau suatu waktu butuh sisi biologis memuaskan nafsu, kehidupan malam Jepang meyimpan industri prostitusi. Belum lagi industri pornografi di sana diberlakukan legal, sehingga setiap orang penganut Ohitorisama bisa langsung memuaskan nafsunya dengan menonton video porno (sdn)