INIPASTI.COM, MAKASSAR – Pemilihan Walikota Makassar baru digelar 2018, tetapi pertarungan bakal calon walikota Makassar sudah sangat gencar melakukan manuver dan strategi, agar meraih pintu dan kendaraan politik menjadi calon walikota dan wakil walikota Makassar periode 2018-2023.
Pasca Nurdin Halid menjadi Plt Ketua DPD Golkar Sulsel, konstelasi politik internal Golkar mengalami perubahan dan pergeseran sangat luar biasa. Petarung politik jadi calon bupati, walikota dan gubernur yang sudah lama merancang dan membangun kekuatan baru untuk maju pilkada mengendarai Golkar, harus kembali merevisi ulang strateginya.
Gerbong Nurdin Halid yang berkuasa di Golkar Sulsel, sehingga mereka yang terpesona dengan daya tarik kekuasan politik kembali merapatkan barisan dan memperkuat kekuatan agar dapat menjadikan Golkar selaku pintu masuk pilkada dan sekaligus mengendarai pada pertarungan pilkada.
Sosok adik kandung Nurdin Halid, Kadir Halid yang masuk di DPRD Sulsel lewat PAW dari Adnan Purictha, tiba-tiba namanya melejit dan bersinar terang bakal mengendari Golkar bertarung kembali dalam pilkada.
Pengalaman Pilwalkot 2013, Kadir Halid selaku calon wakil walikota Makassar berpasangan Supomo Guntur, tetapi akhir dari pertarungan dia dikalahkan oleh Danny Pomanto dengan Daeng Ichal, kemenangan Pomanto tidak terlepas dari campur tangan Ilham Arief Sirajuddin yang kala itu masih menjadi walikota Makassar.
Memasuki Pilwalkot Makassar 2018, paket Kadir Halid akan berpasangan dengan isteri Ilham Arief Sirajuddin, Hj Aliah Mustika Ilham, mulai gencar menjadi bahan perbincangan di akar rumput dan sejumlah warkop di Makassar.
Paket ini hampir pasti lolos menjadi calon dengan melihat peta kekuatan kursi di DPRD Kota Makassar yang mereka miliki pada Pemilu 2014. Partai Golkar meraih 8 kursi sedang Partai Demokrat 7 kursi jadi total 15 kursi jumlah itu lebih.
Regulasi untuk mencalonkan seseorang jadi walikota harus meraih kursi 20 persen dari total 50 kursi di DPRD Kota Makassar, maka seorang paket calon itu harus kumpulkan 10 kursi.
Riil politik Partai Golkar dan Demokrat Makassar sudah lebih dari cukup, sehingga koalisi dua kekuatan politik Sulsel ini, Nurdin Halid dan Ilham Arief Sirajuddin semakin kuat dan boleh jadi akan melejit jauh dalam panggung perpolitikan Sulsel.
Tetapi realitas politik penuh dengan dinamika dan kejutan-kejutan politik, konstelasi formasi kekuatan politik dari semua petarung masih akan tetap diuji dan menanti apa lagi yang bakal terjadi. Menebak dan mereka-reka siapa bakal dijagokan parpol tertentu tetap saja membuat banyak orang penasaran, apalagi salah satu definisi politik adalah seni kemungkinan.