INIPASTI.COM, MAKASSAR – Pembangunan Bendungan Jenelata yang ditargetkan akan mulai dibangun pada tahun ini, diharapkan nantinya menjadi salah satu cara dalam menangani masalah banjir yang terjadi di Kabupaten Gowa dan sekitarnya.
Saat ini, bendungan yang terletak di Kabupaten Gowa tersebut telah memasuki tahap proses konsultasi untuk persiapan masalah tender. Sedangkan saat ini untuk lahan, dalam proses pelaksanaan
Sebelumnya, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Tanah Bendungan Jenelata , M Ikhsan Hatta mengungkapkan SK Penetapan Lokasi keluar tertanggal 20 Desember 2019, mencakup 2 kecamatan dan 7 desa.
Dua kecamatan yaitu Kecamatan bongaya, ada tiga desa masing-masing, yaitu bontomanai, mangempang, dan bissolor. Sementara untuk Manuju, desa bilalang, moncongloe, tanah Karaeng, dan pattalikang dengan luas 1.722,28 hektar.
Ikhsan menyebutkan tahap selanjutnya rencananya masuk pelaksanaan, “kami sudah menyurat ke kanwil ATR BPN untuk segera ke tahap pelaksanaan dengan membentuk Panitia pelaksana pengadaan tanah (P2T) namun sampai sekarang belum keluar SK tersebut dari kanwil ATR BPN,”sebutnya, beberapa waktu lalu.
Terkait dengan pelaksanaan dan pembangunannya, Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman mengungkapkan bahwa pembangunan bendungan Jenelata, harus belajar dari Pammukulu.
“Saya rasa, pelajaran kami ada di Pammukulu yah. Dengan belajar dari pembangunannya itu, tentu bisa dilihat apa yang harus dilakukan untuk nantinya di Bendungan Jenelata,” kata Andi Sudirman di temui di Kantor Gubernur Sulsel, Senin (20/1)
Ia pun merasa bersyukur bendungan Pammukulu yang dulunya ini sempat pesimisi dapat berlanjut, karena masalah lahan. Saat ini sudah mulai masuk tahap pengerjaan.
“Bayangkan, kami kehilangan waktu 600 hari untuk mengerjakan bendungan ini. Bahkan tadinya sudah hopples, dananya akan dikembalikan. Namun akhirnya setelah kami lakukan rapat maraton terus, sudah ada 3,2 persen,” sebut Andi Sudirman.
Ia menambahkan, saat ini tinggal menyelesaikan masalah yang 16 persen, “Alhamdulillah sudah di tandatangani pak Gubernur pengajuan surat pembebasan lahannya. Sudah koordinasi bersama kementerian, termasuk juga berkoordinasi dengan beberapa tim kami dari kehutanan untuk mengawasinya. Kementerian juga sudah aware bahwa ada kesalahan koordinasi antara kehutanan dengan konstruksi desain terakhir yang akan dikerjakan,”terangnya
Andi Sudirman menyebutkan, saat ini Bendungan Jenelata sudah masuk dalam tahap pemaparan studi. Nanti, baru kemudian pengerjaannya
Untuk lahan sendiri, Andi Sudirman mengaku sementara ini sudah dilaporkan terkait dengan studi kelayakannya. “tentu akan ada evaluasi dalam menyelesaikan ini,”paparnya
Sudah koordinasi dengan BPN?
Baru dilaporkan ke kami tentang pelaksanaan untuk studi kelayakannya. Kemudian mungkin akan nanti lanjut dari sana. Pasti ada evaluasi setelah studi. Kemudian masuk ke selanjutnya tahapan apa yang harus dilewati.
Untuk itu, Andi Sudirman menegaskan betapa pentingnya mengambil pelajaran dari Pammukulu ini, terutama menyangkut masalah lahan.
Seperti diketahui, Bendungan Jenelata ini nantinya akan menampung volume tampungan maksimal 246 juta Meter kubik, menjadikan Bendungan Jenelata ini sebagai Bendungan terbesar kedua setelah Bendungan Bili-Bili.
Bendungan Jenelata mempunyai fungsi sebagai pengendalian banjir sungai jenelata 1.800,46 m3/dt menjadi 792,20 m3/dt dengan pengendalian banjir periode ulang 50 tahun, Mampu menyediakan air irigasi seluas total 23.690 ha meliputi D.I Bili-bili, DI Bissua dan D.I Kampili dengan intensitas tanam 300 % dengan pola tanam Padi-Padi-Palawija, sebagai Penyediaan air baku total 7,80 m3/dt untuk Air Baku Bili-bili, Air baku Jenalata, kebutuhan air pabrik gula Takalar dan lahan tebu, dan Intake Sungguminasa, dan Pembangkit Listrik Tenaga Air sebesar 0,40 MW.
(Iin Nurfahraeni)