BANJAR — Presiden Joko Widodo meminta warga Nahdlatul Ulama (NU) melawan hoaks, fitnah, dan kampanye hitam menjelang perhelatan pemilu serentak pada 17 April mendatang. Menurut dia, saat ini penyebaran fitnah telah menjalar dari pintu ke pintu.
“Saya titip ini direspons dengan baik oleh NU, terutama kalau ada fitnah-fitnah, isu-isu, dari pintu ke pintu. Sudah dari pintu ke pintu, dari rumah ke rumah,” kata Jokowi saat berpidato dalam pembukaan musyawarah nasional dan konferensi besar NU di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al Azhar, Citangkolo, Banjar, Jawa Barat, Rabu (27/2).
Jokowi kemudian menyinggung tentang fitnah yang disebarkan ibu-ibu di Karawang yang menyebut pemerintahannya akan melarang kumandang azan. Meskipun hal itu tak masuk akal, namun menurut Jokowi, masih banyak kalangan yang percaya.
“Misalnya pemerintah akan melarang azan, logikanya masuk atau enggak? Engga masuk. Tapi survei kita, sembilan juta warga kita percaya,” ujarnya.
Jokowi pun mengungkapkan fitnah lainnya yang menyebut bahwa pemerintahannya akan melegalkan pernikahan sesama jenis. Dia mengaku heran mengapa ada pihak atau kalangan yang seketika percaya dengan karangan tersebut.
Oleh sebab itu, dia meminta masyarakat, termasuk mereka yang hadir dalam acara musyawarah nasional dan konferensi besar NU, agar tidak menelan informasi mentah-mentah. Karena hoaks atau kabar bohong yang beredar semakin tidak rasional. (MDS01)