INIPASTI.COM, MAKASSAR- Meskipun pemerintah sudah lama melarang pemotongan sapi betina yang masih produktif, tapi sampai sekarang ini masih saja ada pihak yang kadang– kadang mengabaikan imbauan ini.
“Selama ini banyak sapi betina yang dipotong. Ini sangat krusial, karena berdasarkan hasil kajian yang dilakukan di RPH (Rumah Potong Hewan), sapi betina yang dipotong sampai mencapai 70 persen,” tandas Ir Andi Panggeleng MM Kasubag Program Dinas Peternakan Provinsi Sulawesi Selatan, ketika diwawancarai inipasti.com, di kantornya, Kamis (27/10/2016).
Dikatakan Panggeleng, ada banyak faktor mengapa sapi betina banyak yang dipotong meskipun itu dilarang. Pertama, karena sapi–sapi besar banyak dibawa keluar daerah sehingga yang tinggal hanya sapi kecil.
“Kedua sapi jantan jauh lebih mahal ketimbang sapi betina padahal hasil dagingnya sama. Kemudian juga ketersediaan sapi jantan sangat kurang, karena sapi jantan kebanyakan orientasi untuk sapi kurban, jadi lama dipelihara,” ucap Andi Panggeleng.
“Serta ketiga adalah banyak peternak sekarang ini enggan ke pemotongan reguler karena persediaan yang ada disimpan untuk hewan kurban. Karena itu salah satu langkah yang dilakukan pemerintah di dalam penanggulangan pemotongan sapi betina adalah dengan membuatkan sebuah peraturan daerah (Perda) yang intinya pengurangan pemotongan sapi betina,” tegasnya.
Andi Paggeleng mengatakan, untuk menanggulangi pemotongan sapi betina, pemerintah pusat melakukan upaya pengendalian bagaimana mencegah dengan menyediakan dana talangan kerjasama dengan pihak swasta.
“Tarulah jika ada peternak yang ingin memotong sapi betina itu bisa dicegah dengan memberikan dana talangan kepada peternak. Lebih bagus lagi kalau bisa kerjasama dengan BUMN/BUMD,” kunci Panggeleng.
Baca juga: Dinas Peternakan Sulsel: Sapi Indukan Wajib Bunting