INIPASTI.COM, MAKASSAR – Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Sulsel bertumbuh cukup positif, bahkan data dari Otoritas Jasa Keuangan Regional VI Sulampua mencatat KUR di Provinsi Sulsel cukup positif. Nilainya KUR yang tersalurkan mencapai Rp6,5 triliun, atau sekitar 121,9% dari rencana bisnis bank sebesar Rp5,4 triliun.
Di tahun 2019, penyaluran KUR diyakini bisa meningkat dibanding 2018, apalagi untuk beberapa sektor ini cukup bagus, termasu Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dimana pada tahun lalu tercatat Kredit UMKM juga tumbuh 4,02% dengan pangsa 32,28% dari total kredit Rp6,5 triliun.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sulawesi Selatan, Abdul Malik Faisal mengatakan penyaluran KUR yang fokus menyasar sektor produktif tentu akan membuat ekonomi bawah ikut menggeliat, termasuk menghidupkan aktivitas UMKM.
“Dengan fokus menyasar sektor produktif ini membuat ekonomi bawah lebih menggeliat,”paparnya
Ia menambahkan, penyaluran KUR di Sulsel selama ini sangat membantu pengembangan usaha UKM, bahkan sudah ada beberapa UKM yang produknya sudah mulai menyasar pasar internasional.
“Sekarang ini sudah ada beberapa yang berani melakukan ekspor langsung. Padahal selama ini, mereka selalu ekspor melalui perusahaan besar. Nah, ini juga tentu ikut berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi di Sulsel tetap terbaik di Indonesia,” imbuhnya.
Sebelumnya, Kepala OJK Regional 6 Sulampua, Zulmi, mengaku, tingginya angka penyaluran KUR itu menempatkan Sulsel sebagai provinsi terbaik keempat nasional. “Sulawesi Selatan berada di peringkat keempat nasional, setelah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat,” ungkap Zulmi, belum lama ini.
Zulmi menguraikan, penyaluran KUR di Provinsi Sulsel dominan ke sektor produktif. Bahkan pangsa kredit yang meliputi sektor pertanian, perikanan dan industri pengolahan ini mencapai 52,13%.
Angka tersebut melebihi target minimal pemerintah pusat yakni 50% untuk sektor produktif. Zulmi pun optimis tahun ini penyaluran KUR akan tetap positif. Ia bahkan sudah merilis angka penyaluran KUR yang ditargetkan ke perbankan bisa di atas angka Rp6,5 triliun sampai akhir tahun ini.
(Iin Nurfahraeni)