INIPASTI.COM, MAKASSAR, – Sejumlah nama yang masuk dalam Daerah Pemilihan (Dapil) Sulsel II untuk mengincar kursi Senayan dipastikan menjadi persaingan yang sengit.
Sebab Dapil yang meliputi Kabupaten Sinjai, Bone, Maros, Bulukumba, Pangkep, Barru, Soppeng, Wajo, dan Parepare disebut-sebut Dapil “neraka”. Ini karena sejumlah nama yang mumpuni berebut suara di Dapil tersebut.
Lantas apa yang membedakan Pileg 2014 lalu dan 2019 mendatang?
Sekretaris PDI-P Sulawesi Selatan Rudi Pieter Goni menjelaskan, Pileg 2014 dan 2019 hampir sama sengitnya karena komposisi bacaleg yang disodorkan adalah figur yang sudah teruji di momentum politik.
Tapi yang membedakan di Pileg 2019 karena bersamaan dengan Pilpres. Tentu setiap partai politik tidak ingin kehilangan momen. Apalagi kandidat yang bertarung adalah politisi senior dan tokoh-tokoh yang punya pengaruh.
“Kalau saya melihat nya sama saja.Bahkan tak hanya di dapil 2 Sulsel saja yang sengit. Dapil Sulsel 1 dan 3 pun sengit,”ujar Rudi, Sabtu 21 Juli 2018.
Namun Rudi tetap meyakini partainya dapat meraih dua kursi bahkan lebih. Sebab ada beberapa calon dapat mendulang 40 ribu suara. Yaitu Syamsu Niang (inkumben), Andi Yaqin Padjalangi, Andi Chita Marriogi, Rudiana Alfi, Rudiana Alfi, dan Herman Opo Sanda.
“Orang lihat partainya. Terlebih bersamaan dengan Pilpres.Jadi kami tidak merasa kader bila di dapil ini diikuti oleh tokoh berpengaruh,”katanya.
Diketahui, di dapil 2 ini, ada nama petahana Andi Rio Idris Padjalangi, Syamsul Bachri (incumbent) Wakil Bupati Soppeng, Supriansa dan Andi Nursyam. Sementara di Demokrat, ada nama Wakil Ketua KPP Demokrat, Andi Nurpati, Muhammad Nasyit Umar (inkumben), Muh Djafar Hafsah (Waketum DPP Partai Demokrat), Satriya Majid (Bendahara DPD).
Selain itu ada nama mantan calon wakil Gubernur Sulsel, Aziz Qahhar Mudzakkar yang maju melalui Partai Amanat NAsional (PAN) serta Andi Yaqkin Padjalangi yang diplot oleh PDIP, Ketua PPP Sulsel M Aras, Ketua Hanura Sulsel, Ilhamsyah Matalatta dan politisi NasDem, Akbar Faizal yang juga adalah incumbent serta Syamsu Niang (PDIP).
Namun yang paling membuat dapil ini seperti neraka adalah kehadiran mantan Gubernur Sulsel dua periode, Syahrul Yasin Limpo (SYL). Sang Komandan dipastikan akan ikut bertarung setelah namanya dimasukkan dalam Daftar Caleg Sementara (DCS) Partai NasDem.
Senada, Ketua Bappilu Demokrat Sulawesi Selatan, Selle KS Dalle menuturkan, persaingan di Pileg 2014 dan 2019 relatif sama. Karena kandidat yang maju, tetap itu saja. Meski ada beberapa tokoh yang berpengaruh untuk turut andil. Yang membedakan hanyalah bersamaan dengan Pilpres.
“Bersamaan dengan Pilpres. Itu tantangannya. Karena kemenangan Pileg menjadi indikator di Pilpres,”ucapnya.
Di Pileg 2019, ada beberapa kandidat di Pileg 2014 lalu kembali bertarung. Misalnya Jafar Hafsah dan Andi Nurpati.Tapi adapula wajah baru. Misalnya Andi Irwan Pattawari dan Satria Majid, dan Andi Rustam. Yang hilang hanyalah Supriansa. Yang sekarang ke Partai Golkar.
“Kuncinya kerja rill. Jangan bermodalkan nama besar. Karena dapat tertinggal dengan kandidat yang baru bermunculan,”katanya.
(Muh Seilessy)