INIPASTI.COM, MAKASSAR- Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah dua periode (2005-2010, 2010-2015), Prof Dr KH Din Syamsuddin bersilaturahim dengan mahasiswa baru (maba) Unismuh Makassar tahun ajaran 2019-2020, di Gedung Balai Sidang Unismuh Makassar, Selasa 10 September 2019.
Din Syamsuddin bersilaturahim bersama dengan 4.467 mahasiswa baru Unismuh yang masih sedang mengikuti masa orientasi akademik sekaligus pengenalan kampus.
Hadir Rektor Unismuh Makassar, Prof Dr H Abdul Rahman Rahim, SE,MM, Ketua BPH, Dr Ir HM Syaiful Saleh, Wakil Rektor IV, Ir H Saleh Molla, Wakil Rektor I, Dr Ir Rakhim Nanda, Wakil Rektor II, Dr Andi Sukri Syamsuri, Wakil Rektor III, Dr Muhammad Tahir.
Hadir pula Ketua PWM Sulsel, Prof Dr H Ambo Asse, M.Ag, Dr H Mustari Bosra, H Mawardi Pewangi, Ketua PW Aisyiyah Sulsel, Dr Hj Nurhayati Azis, dan para pimpinan ortom Muhammadiyah Sulsel.
Acara silaturahim ini dipandu oleh panitia orientasi akademik maba Unismuh tahun ajaran 2019-2020, Dr Syamsir Rahim.
Din Syamsuddin dihadapan 4.467 mahasiswa baru Unismuh Makassar, mengatakan, Unismuh Makassar adalah salah satu perguruan tinggi Muhammadiyah yang terkemuka. Dan bahkan Unismuh Makassar pernah menjadi Universitas Muhammadiyah yang terbesar jumlah mahasiswanya.
“Unismuh Makassar jumlah mahasiswanya pernah mencapai 33 ribu orang,”ujar Din Syamsuddin.
Jebolan Universitas California ini mengucapkan selamat datang di kampus Unismuh Makassar. Apapun latar belakang keluarga anda, dan dari manapun asalnya, setelah bergabung di Unismuh Makassar maka saudara sudah masuk kedalam keluarga besar Muhammadiya.
Kepada mahasiswa Unismuh Makassar, Din Syamsuddin menyampaikan, Muhammadiyah sering disalahartikan oleh orang-orang yang tidak paham, dianggap Muhammadiyah menganut paham Islam yang berbeda dengan penganut yang mengamalkan ajaran islam yang murni.
Padahal Muhammadiyah, kata Din Syamsuddin, hanya berpegang pada dua sumber utamanya yakni Alquran dan Assunah. “Jadi Muhammadiyah itu adalah alam pikiran, wawasan yang bersumber pada Alquran dan Assunnah sebagai sumber ajaran yang kedua setelah Alquran,”tegasnya.
Dikatakan Din Syamsuddin, Muhammadiyah mengedepankan paham Islam yang berkemajuan dan bahkan sudah waktu Islam disebut berkeunggulan diatas umat-umat lainnya.
“Inilah jawaban atas tantangan zaman di era globalisasi dan informasi saat ini,”tandas Din Syamsuddin.
Din juga mengatakan, di tahun 2050 Islam akan menjadi agama terbesar di dunia. Sekarang ini telah terjadi perubahan di negara-negara minoritas Islam seperti di Amerika dan negara-negara Eropa lainnya, Islam bertumbuh sangat signifikan.
Tetapi kita sangat prihatin, kualitas umat Islam di dunia belum sebanding dengan kuantitas yang ada dan ini juga terjadi di Indonesia. Dikatakan, umat Islam di Indonesia 88,8 persen dari jumlah penduduk Indonesia atau sekitar 227 jiwa umat Islam di Indonesia. Tetapi kualitas masih tertinggal dari segala aspek, utamanya dari sisi ekonomi.
Din juga mengambil sample sebagai perumpamaan, dari 100 orang yang miskin, maka 99 persen adalah muslim, begitu pula hal – hal lainnya. Padahal kata Din, kontribusi umat Islam terhadap NKRI dan bahkan sebelum kemerdekaan peran tokoh-tokoh Islam dalam berjuang melawan penjajah sangatlah besar. Dan sekarang ini seakan-akan Islam dianggap kurang berjasa terhadap NKRI.
Din Syamsuddin mengajak kepada mahasiswa baru sebagai generasi masa depan agama dan bangsa, mengajak untuk menghadapi tantangan yang dihadapi umat Islam secara nasional. Sanga logis katanya, kalaj Islam yang merupakan bagian terbesar di negeri ini menjadi kekuatan penentu masa depan umat Islam dan tentu masa depan bangsa Indonesia yang kita cintai ini.-nasrullah-