INIPASTI.COM – Pakar kebencanaan sekaligus dosen senior Departemen Teknik Geofisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Amien Widodo, menyebutkan bahwa munculnya angin puting beliung yang menyertai musim hujan merupakan “anugerah” yang tak dapat dihindari. Ia memberikan contoh kejadian puting beliung di sebagian wilayah Surabaya dan Sidoarjo yang terjadi bersamaan dengan hujan deras pada 29 November 2024.
Dilansir dilaman Tempo, Amien menjelaskan bahwa ITS sedang berupaya mencari formulasi untuk mengurangi dampak kerugian materiil akibat angin puting beliung. “Fenomena alam seperti puting beliung harus dipahami dengan akal sehingga kita dapat mengetahui cara mengurangi risikonya,” kata Amien dalam webinar bertema “Antisipasi Angin Puting Beliung” pada Ahad, 1 Desember 2024.
Frekuensi dan Dampak Puting Beliung
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), puting beliung sering terjadi di berbagai wilayah Indonesia. Pada 2019, tercatat 1.387 kejadian secara nasional, dan angka ini meningkat menjadi 1.500 kejadian pada 2021.
Dampak paling nyata dari bencana ini adalah tumbangnya pepohonan. “Sekali ada puting beliung, 50 pohon bisa tumbang sekaligus. Ini menunjukkan dahsyatnya kekuatan angin tersebut,” ujar Amien.
Ia juga menyoroti tren peningkatan kejadian puting beliung di Surabaya sejak 2017 hingga 2024, yang berkaitan erat dengan perubahan iklim. “Anginnya semakin kencang dan frekuensinya meningkat. Jika dulu hanya terjadi sekali selama satu musim, kini bisa terjadi beberapa kali, baik di pinggiran maupun tengah kota,” tambahnya.
Upaya Mitigasi
Amien berharap pemerintah daerah tidak menganggap sepele ancaman puting beliung. Ia mengusulkan agar pemerintah daerah bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk memperoleh peta ramalan cuaca sehingga dapat memitigasi dampaknya.
“Ada banyak hal yang bisa dikerjasamakan, seperti mempelajari pola angin untuk mengurangi kecepatannya. Perlu juga memperbaiki struktur rumah serta mengelola penanaman dan pemangkasan pohon agar lebih tahan terhadap angin,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa masyarakat juga harus lebih peduli terhadap ancaman ini. “Selama ini, puting beliung yang menyebabkan pohon tumbang sering dianggap sebagai takdir tanpa mengkaji lebih dalam penyebab dan solusinya.”
Amien mengimbau masyarakat untuk memeriksa kondisi rumah, pohon, menara telekomunikasi, tiang listrik, papan reklame, dan struktur lainnya agar tidak membahayakan orang di sekitarnya. “Ini adalah saat yang tepat untuk melakukan langkah preventif sebelum bencana terjadi,” katanya.
Perspektif BMKG
Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda BMKG, Taufiq Hermawan, menjelaskan bahwa angin puting beliung merupakan salah satu indikator cuaca ekstrem.
Menurut BMKG, cuaca ekstrem lainnya meliputi angin kencang, hujan lebat, hujan es, gelombang tinggi, dan peningkatan suhu udara lebih dari tiga derajat Celcius. Semua kondisi ini terkait dengan keberadaan awan cumulonimbus.
“Puting beliung terjadi ketika kolom udara dari awan cumulonimbus menjulur hingga ke permukaan. Jika tidak ada kolom udara yang menjulur, maka itu bukan kategori puting beliung, melainkan angin kencang atau angin ribut,” kata Taufiq.
Ia menambahkan bahwa durasi puting beliung biasanya sangat singkat, hanya beberapa menit, namun memiliki daya rusak yang besar. “Meski lokal dan singkat, puting beliung mampu merusak bangunan semipermanen dan mengempaskan pepohonan berusia tua.
Namun, di wilayah ekuatorial seperti Jawa Timur, jarang terjadi puting beliung yang menghantam satu desa penuh, biasanya hanya di area kecil seperti satu RT atau RW,” jelasnya.
Tanda-Tanda Cuaca Ekstrem
Taufiq memaparkan beberapa tanda cuaca ekstrem yang dapat diantisipasi. Sehari sebelum kejadian, udara siang dan malam terasa gerah. Pada pagi hari sekitar pukul 10.00, terlihat gumpalan awan putih bersih di cakrawala, yang kemudian berubah menjadi kelabu dan hitam pekat pada sore hari.
Saat suasana mulai terasa dingin dan angin bertiup kencang, ranting-ranting pohon mulai bergoyang, dan bendera berkibar tegak. “Tanda-tanda ini hampir dapat dipastikan merupakan indikasi cuaca ekstrem, termasuk puting beliung,” katanya.
Ketika hujan turun disertai petir dan kilat, masyarakat diminta untuk segera mencari tempat aman dan memitigasi diri dari kemungkinan bahaya. Dengan langkah-langkah mitigasi yang tepat, risiko akibat angin puting beliung diharapkan dapat diminimalkan (sd