INIPASTI.COM,MAKASSAR- Mahasiswi UIN Alauddin Makassar, Asmaul Husna (21 thn), sempat bertengkar dengan kekasihnya Ridhoyatul Khaer (21 thn) alias Ridwan soal kehamilan pacarnya sebelum tewas dibunuh.
Lokasi peristiwanya di Kompleks Perumahan Citra Elok Jalan Tamangapa, Kelurahan Tamangapa, Kecamatan Manggala, Kota Makassar, Sabtu 14/12/2019.
Husna yang berasal dari Soppeng disebut mendesak agar kehamilannya itu segera diberitahukan ke orang tua kekasihnya.
“Awalnya saya bicarakan baik-baik dulu. (Saya tanyakan) sudah berapa bulan kehamilannya. Sudah itu dia bilang empat bulan. (Saya katakan) pulang saya baru tanya ke orang tua. Tapi dia mau tanya sekarang,” ujar Ridwan, Sabtu (14/12/2019).
Menurut Ridwan, Husna tetap mengancam akan memberitahukan kehamilannya itu. Ridwan mengaku juga sempat mengancam akan membunuh Husna.
“Dia masuk ke kamar ambil HP-nya baru menelepon. Terus saya ambil HP-nya. (Saya tanya dia) kalau kau tanya sekarang, ada dua kemungkinan, kalau bukan saya mati, kau yang mati,” ungkap Ridwan.
Menurut Ridwan, Husna tak gentar dengan ancamannya. Saat itulah pembunuhan terjadi.
“Dia bilang kalau begitu, ‘bunuh saja saya’. (Saat itu) dia tetap baring, langsung saya tutup pakai bantal,” ujarnya.
“Sudah itu 15 menit saya lihat masih goyang, saya ambil pisau di dapur, saya tidak tusuk,tapi saya tekan lalu saya tarik di leher sebelah kiri pakai tangan sebelah kanan saya,” imbuh dia.
Polisi menangkap Ridwan, pria yang menghilangkan nyawa mahasiswi UIN Alauddin Makassar, Asmaul Husna (21 thn). Pelaku yang merupakan kekasih korban sendiri menghabisi nyawa korban dengan bantal dan pisau dapur.
“Pada saat dia melakukan, dia diduga pelaku menutup wajah korban dengan bantal selama kurang-lebih 15 menit,” ujar Kanit Reskrim Polrestabes Makassar, Iptu Syamsuddin di Mapolsek Menggala, Sabtu (14/12/2019).
Menurut Syamsuddin, pelaku menghabisi nyawa korban pada Jumat (13/12/2019) sekitar 15.30 Wita, dengan bantal dan pisau dapur. Soal apa motifnya, hingga saat ini polisi masih mendalami.
Sebelumnya, jenazah Asmaul Husna (21 thn) ditemukan sekitar pukul 12.30 Wita siang tadi di kamarnya, Kelurahan Tamangapa, Makassar, atau sekitar 3 kilometer dari kampus UIN Alauddin Makassar. Mayat korban ditemukan oleh sepupunya.
Korban dan pelaku diketahui sama-sama berstatus mahasiswa semester VII UIN Alauddin Makassar.
Terduga pelaku pembunuhan mahasiswi UIN Alauddin Makassar, Asmaul Husna, ditangkap polisi. Pelaku bernama Ridwan (21 thn), yang tak lain adalah kekasih korban sendiri.
“Yang jelas dia ada hubungan asmara dengan korban,” kata Kanit Reskrim Polsek Manggala, Iptu Syamsuddin, kepada wartawan di Polsek Manggala, Sabtu (14/12/2019).
Menurut Syamsuddin, pelaku sempat datang ke lokasi kejadian saat gempar penemuan jenazah korban.
“Karena kami dapatkan informasi bahwa dia (pelaku) adalah teman dekatnya korban, kami amankan sementara dan interogasi,” ujar Syamsuddin.
“Setelah kami interogasi dia mengakui kepada kami bahwa dia yang melakukan perbuatan tersebut,” ujar Syamsuddin.
Saat ini pelaku telah berada di Mapolsek Manggala untuk didalami keterangannya. Dua sepupu korban juga berada di kantor polisi untuk didalami keterangannya.
“Karena kami dapatkan informasi bahwa dia (pelaku) adalah teman dekatnya korban, kami amankan sementara dan interogasi,” ujar Syamsuddin.
“Setelah kami interogasi dia mengakui kepada kami bahwa dia yang melakukan perbuatan.
Korban “Pertama kali ditemukan Satriani, dia sepupu korban juga,” ujar Miftahul Nur, sepupu korban lainnya, di lokasi, Sabtu (14/12/2019).
Jenazah korban ditemukan Satriani sekitar pukul 12.30 Wita siang tadi. Ada darah di bagian belakang tubuh korban.
“Ada darah di belakang, dari leher sampai ke punggung. Terus di tangannya kirinya pas pegang bantal ada darah juga,” ujar Miftahul.
Sementara itu, tim Inafis Polrestabes Makassar juga sudah tiba. Petugas sedang melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP)
Asmaul Husna (21) mahasiswi UIN Alauddin Makassar yang tewas dibunuh pacar disebut gemar menulis. Salah satu tulisan mahasiswi berdarah Soppeng itu menjadi perbincangan di kalangan mahasiswa UIN.
“Ceria sekali, dia memang begitu, suka posting puisi-puisi, kata-kata. Biasa dia bilang siapa ada ceritanya, maka tulis di bukuku,”
Halisa, salah seorang sahabat korban, kepada pers di Kelurahan Tamangapa, Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (14/12/2019).
Kini, tulisan korban diperbincangkan banyak orang selepas kematiannya. Tulisan tersebut bercerita tentang pertentangan batin seorang anak gadis yang mengingat ibunya setelah berbuat suatu kesalahan.
Anak Ibu sedang menahan tangis;
Katanya karma sedang berjalan menuju ke arahnya, katanya karma akan segera menjemputnya.
Anak ibu Ialu menangis
Tangisannya pelan tak terdengar dibalik pintu toilet karena sedang menggigit bibir bawahnya agar suaranya tangisannya tak pecah hingga akan muncul desas desus tanya para penggibah.
Tangisnya tak terdengar karena disamarkan oleh suara air yang keluar dengan patuhnya dari mulut bapak keran di toilet.
Anak ibu Ialu diam;
Pikirannya penuh dengan kesalahan dan cara menempuh penebusan.
Haruskah anak ibu meninggalkan dunia dengan cara paling tragis atau hidup di dunia dengan cara paling tragis pula.
Anak ibu kemudian tertidur;
Terpejam dengan mata sembab, tubuh dingin dipeluk angin malam tak ada yang peduli.
Sebab ibu jauh di sana dan tak tahu apa-apa tentang anaknya ini. (bs/syakhruddin)