INIPASTI.COM, MAKASSAR — Bakal Calon Gubernur Sulsel, Ichsan Yasin Limpo mempersiapkan langkah menempuh jalur independen di Pilgub Sulsel dinilai mengadopsi strategi Basuki Tjahja Purnama alias Ahok di Pilkada DKI 2017 lalu.
Hal ini diungkapkan Direktur Nurani Strategic, Nurmal Idrus. Ia mengatakan strategi politik yang dibangun oleh mantan Bupati Gowa itu, akan berakhir dengan usungan parpol di Pilgub 2018 mendatang.
Meskipun saat ini tim pemenangan dan relawan Punggawa telah mengumpulkan sejumlah Kartu Tanda Penduduk (KTP) untuk mendorong Ichsan maju di jalur independen.
“Cara-cara Ahok dipakai dengan cara mengumpulkan KTP tapi ujung-ujungnya diusung oleh partai,” kata Nurmal saat ditemui di salah warkop di Jalan Boulevard, beberapa waktu lalu.
Lanjut mantan ketua KPU Makassar ini, meskipun mendapat usungan partai, namun Ichsan tidak akan rugi dengan pengumpulan KTP tersebut. Sebab bisa dijadikan basis dukungan real dan data base bagi tim.
“Jadi pengumpulan KTP tidak ada ruginya, karena bisa mengukur kerja tim terukur dan bisa menjadi data base bagi tim untuk menjaga basis yang terdata,” ujar Nurmal.
Ia menjelaskan syarat maju menjadi calon perorangan di Pilgub Sulsel, harus mengumpulkan dukungan KTP sebanyak 7,5 persen dari jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT).
Hal tersebut, menurutnya banyak menimbulkan resiko bagi calon independen, terutama terkait penarikan dukungan calon kepada figur yang dapat didenda 1 per 30 KTP.
“Begitu KTP disetor di KPU, maka akan diverifikasi satu persatu, kalau ada tarik dukungan maka harus didenda 30 KTP,” jelasnya.
Sehingga cara ini memudahkan lawan politik untuk menjatuhkan calon perseorangan. Dengan cara mempengaruhi dukungan sehingga dukungan tersebut, dapat ditarik dari calon perseorangan sebelum verifikasi KPU.
(muhammad seilessy)