Oleh: Dr. Ade Mujhiyat
INIPASTI.COM, Munculnya konflik dalam sebuah organisasi, terkadang sangat sulit dihindari. Hal ini wajar, karena dalam organisasi terdapat bermacam-macam karakter dan perilaku anggotanya.
Adanya kekecewaan dan penolakan terhadap kebijakan baru atau perubahan, adalah salah satu faktor yang menjadi penyebab munculnya konflik. Atau bisa juga karena disebabkan adanya tujuan atau kepentingan yang berbeda diantara anggota organisasi tersebut.
Konflik sejatinya merupakan suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (kelompok), dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain. Dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
James A.F. Stoner dan Charles Wankel (2010) mengemukakan ada lima jenis konflik, yaitu: 1) konflik intrapersonal, 2) konflik interpersonal, 3) konflik antar individu dan kelompok, 4) konflik antara kelompok dalam organisasi yang sama, dan 5) Konflik antara organisasi.
Konflik intrapersonal merupakan konflik seseorang dengan dirinya sendiri. Konflik ini sering terjadi ketika seseorang memiliki dua keinginan yang tidak mungkin dipenuhi secara sekaligus. Sedangkan konflik interpersonal adalah pertentangan antar seseorang dengan orang lain karena adanya perbedaan kepentingan atau keinginan, seperti perbedaan status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain pada anggota organisasi.
Konflik interpersonal sebetulnya merupakan suatu dinamika yang amat penting dalam perilaku organisasi. Sebab dalam konflik tersebut melibatkan berbagai peranan dari beberapa anggota organisasi yang sangat mungkin mempengaruhi proses pencapaian tujuan organisasi.
Terkait dengan konflik antar individu dan kelompok, hal ini sering muncul ketika individu menghadapi tekanan-tekanan untuk mencapai konformitas, yang diarahkan kepadanya oleh rekannya sendiri. Contohnya adalah seorang individu yang dihukum oleh kelompok kerjanya, karena ia menyimpang dari aturan organsasi dan norma- norma yang berlaku dalam organisasi dimana ia berada.
Adapun konflik antara kelompok dalam organisasi yang sama, ini merupakan tipe konflik yang sering terjadi dalam sebuah organisasi. Konflik ini biasanya terjadi pada level antar lini dan staf, para pekerja dan manajemen, yang merupakan dua macam bidang konflik antar kelompok.
Konflik antara organisasi biasanya terjadi karena adanya persaingan, baik dalam bidang ekonomi, politik,maupun social budaya. Konflik ini kemudian cenderung memunculkan timbulnya produk-produk baru, teknologi baru dan servis baru, bahkan organisasi baru yang memanfaatkan sumber daya secara lebih efisien.
Strategi Pengelolaan
Dalam mengelola konflik yang terjadi di tubuh organisasi, ada beberapa strategi untuk menanganinya. Menurut Mangkunegara (2009) strategi tersebut adalah: menghindar, mengakomodasi, kompetisi, kompromi atau negosiasi, dan memecahkan masalah atau kolaborasi.
Strategi untuk menghindar agar tidak terjadinya konflik, hal ini dapat dilakukan jika suatu isu atau masalah pemicu konflik tidak berpengaruh penting. Atau jika potensi konfrontasinya tidak seimbang dengan akibat yang akan ditimbulkannya. Menghindar merupakan strategi untuk menenangkan diri bagi pihak-pihak yang memungkinkan berkonfrontasi.
Strategi mengakomodasi, dapat dilakukan dengan cara memberi kesempatan kepada orang lain untuk mengatur pemecahan masalahnya, terutama jika pemicu konflik tersebut dirasa penting dan menguntungkan bagi orang lain. Sehingga bisa membuka peluang kerjasama dan memberi kesempatan untuk mengambil keputusan. Aktor yang terlibat dalam konflik dapat mengakomodasikan pihak lain dengan menempatkan kebutuhannya pada prioritas pertama.
Strategi kompetisi, dapat digunakan ketika kita merasa yakin bahwa kita punya lebih banyak informasi dan keahlian dibandingkan dengan competitor lainnya. Atau ketika kita tidak mau memberikan kompromi tantang nilai-nilai kita. Strategi ini mungkin saja bisa menimbulkan konflik, namun bisa jadi pula merupakan cara-cara efektif demi alasan-alasan keamanan.
Strategi kompromi atau negosiasi, merupakan strategi untuk memberikan dan menawarkan suatu keputusan pada waktu yang bersamaan. Saling mengerti, memahami, saling memberi dan menerima, serta meminimalisir kelemahan para aktor yang terlibat konflik, demi menguntungkan semua pihak.
Strategi memecahkan masalah atau kolaborasi, adalah strategi pemecahan konflik untuk sama-sama menang (win-win solution). Dimana setiap aktor yang terlibat mempunyai maksud dan tujuan yang sama. Dalam menjalankan strategi ini diperlukan komitmen dari semua pihak yang terlibat untuk saling mendukung dan saling memperhatikan satu sama lainnya.
Semoga kita mampu mengelola konflik yang terjadi dalam organisasi tempat kita beraktifitas secara cerdas dengan menerapkan strategi pengelolaan yang ditawarkan tersebut di atas. Sehingga kita dapat menjaga soliditas dan menjalankan roda kehidupan organisasi dengan aman, nyaman dan damai. Demi menjaga kesatuan dan persatuan organisasi serta terhindar dari perpecahan. Bersatu kita teguh, berpecah kita runtuh.Ā Wallahu aālamā¦
//Penulis: Sekretaris Staf Khusus Menteri Pertanian Bidang Kebijakan