INIPASTI.COM, POLMAN – Kandidat calon Gubernur Sulawesi Barat, Suhardi Duka (SDK) kembali melakoni silaturrahmi dengan masyarakat kecamatan Tutar, Polewali Mandar, Rabu (10/08) kemarin. Ke Tutar adalah yang ketiga kalinya bagi SDK.
SDK sendiri sepertinya begitu memahami ihwal apa dan bagaimana persoalan utama yang dihadapi masyarakat di Tutar. Urusan infrasruktur menurut SDK adalah masalah yang harus segera dituntaskan jika ingin membawa perubahan khususnya di wilayah yang terletak di pegunungan Polewali Mandar itu.
“Tutar ini sesunggunya memiliki sumber daya alam yang cukup melimpah. Tapi, karena akses jalan menuju ke sini yang parah, maka sumber daya itu sama sekali sulit untuk dimaksimalkan,” sebut SDK di hadapan ratusan masyarakat Tutar yang sempat hadir.
Bupati Mamuju dua periode itu mengaku telah menyiapkan konsep besar untuk meretas sekelumit persoalan yang di hadapi masyarakat, khususnya yang ada d Tutar. Ia menyebut, pembangunan infrastruktur memang telah menjadi bagian penting dalam visi misi yang akan ia bawa jika nantinya dipercaya masyarakat memimpin Sulawesi Barat periode selanjutnya.
“Ada beberapa program saya. Yang utama itu adalah perbaikan infrastruktur. Termasuk memperbaiki kualitas jalan dan jembatan. Khusus di Tutar ini, kalau saya perhatikan, struktur tanahnya sepertinya tidak cocok jika harus dibangun jalan beton. Saya melihat, pas jika kiranya kita membangun jalan hot mix. Selain cocok dengan struktur tanah di sini, proses pengerjaannya juga relatif cepat diselesaikan,” jelas SDK.
SDK berkomitmen, jika dirinya bersama pasangannya, Kalma Katta dipercaya untuk memimpin pemerintahan di Sulawesi Barat, proses pengerjaan infrastruktur di Tutar dapat dituntaskan tak lebih dari 4 tahun.
“Dengan hot mix, biayanya juga tidak semahal kalau kita bikin jalan beton. Pas kalau di Turan ini kita bangun hot mix. Saya tidak berjanji, tapi komitmen saya, pengerjaannya tidak akan lebih dari 4 tahun lamanya,” tegasnya.
Sementara itu, salah satu tokoh masyarakat Tutar, H Rahmat menganggap, SDK adalah sosok pejuang demokrasi. Sederet prestasi politik serta apa yang telah ia lakukan selama memimpin Mamuju selama 10 tahun menjadi tolak ukur paling nyata.
“SDK itu pejuang demokrasi di Sulbar ini. Kami yakin betul, jika Beliau dan Pak Kalma terpilih, maka perubahan ke arah yang jauh lebih baik untuk Sulbar khususnya di Tutar ini dapat kita wujudkan,” kata Rahmat.
“Kami masyarakat Tutar sangat berterima kasih atas kesediaan Pak SDK untuk kembali datang ke wilayah kami. Meski dengan kondisi jalan yang cukup parah, Beliau tetap datang,” simpul H. Rahmat.
Penulis : Shalahuddin, alumni KPI FDK UIN Alauddin Makassar