INIPASTI.COM, MAKASSAR – Setelah sukses menapaki puncak Gunung Latimojong, pada Desember 2016 lalu, difabel netra dan daksa di Makassar kembali akan melakukan kegiatan ekspedisi. Kali ini mereka akan melakukan touring sepeda dengan rute Makassar – Bulukumba yang berjarak 153 Kilometer.
Salah satu atlet yang juga Direktur Pergerakan Difabel Indonesia (Perdik) Sulawesi Selatan, Abd Rahman mengatakan, kegiatan bersepeda jarak jauh ini rencananya akan digelar pada 28 April hingga 3 Mei 2017, dengan nama kegiatan “Touring Sepeda Difabel Menembus Batas – Makassar – Bulukumba”.
Tema itu, kata dia, tidak berbeda dengan kegiatan ekspedisi pendakian Gunung Latimojong, Enrekang, yakni “Menembus Batas”. Touring sepeda ini juga untuk turut memperingatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang jatuh pada 2 Mei nanti.
“Saat ini kami sementara mempersiapkan segalanya, dari kesiapan para atlet, tim pendamping dari komunitas pesepeda dan relawan untuk membantu mewujudkan rencana ini, ” kata Rahman, Jumat (27/1).
Rencananya, kata Rahman, tim touring ini menggayuh sepeda dari Makassar kemudian ke Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng dan Bulukumba. “Kami targetkan satu hari perjalanan melintasi satu kabupaten. Kenapa? karena kami akan melakukan sosialisasi Undang-undang No 8 Tahun 2016 Tentang Penyandang Disabilitas kepada Bupati, ” ujarnya.
Menurutnya, sambil bersepada tim touring sepeda difabel ini juga akan melakukan sosialisasi UU 8/2016, Peraturan Pemerintah Daerah Sulsel soal Disabilitas dan penandatangan nota kesepahaman atau MoU (Momerandum of Understanding) dan komitmen kepeda Kepala Pemerintahan yang dilintasi.
“Kami berharap tiap kepala daerah terbuka dan bersedia untuk menyambut kami dan bersedia menandatangi MoU sebagai komitmen keberpihakannya kepada difabel di daerahnya masing-masing, ” kata Rahman.
Dia juga menceritakan bila kegiatan ini baru pertama kalinya dilakukan, tentu akan menghadapi beberapa kendala, karena itu kata Rahman, pihaknya akan bekerjasama dengan beberapa pesepeda di Makassar untuk mendampingi dan melatih.
Sementara itu, Ketua Panitia, Nurhidayat mengatakan, saat ini pihaknya sedang membangun komunikasi antara atlet, beberapa pesepeda dan relawan. Untuk pesepeda beberapa sudah menyatakan dukungannya untuk mendampingi.
Pesepeda ini sangat penting, karena mereka nanti akan mendampingi para atlet difabel untuk menujukan arah yang minim penghalang, rintangan atau jalan rusak, serta memberi peringatan bila atlet akan melintasi hal-hal yang dianggap berbahaya. “Serta memotivasi atlet untuk bisa menyelesaikan etape sesuai target yang ditentukan nanti, ” kata alumni Universitas Negeri Makassar ini.
Rencananya ada lima atlet difabel didampingi dan pesepeda yang dibutuhkan delapan orang. Mereka nanti ada yang bertugas sebagai marshall, pendamping dan sweeper di belakang.
“Kami hanya berharap dukungan warga dan pengendara sepanjang jalan nanti untuk memberi ruang kepada rombongan turing ini. ” kata Yayat, panggilan akrab Nurhidayat.
Sekedar diketahui, pada Desember lalu tiga difabel yang terdiri Rahman (difabel netra) dan dua difabel daksa, Eko Paruge dan Risma sukses menapaki puncak tertinggi di pulau Sulawesi, Gunung Latimojong yang bertepatan pada Peringatan Hari Disabilitas Internasional, 3 Desember 2016.