INIPASTI.COM, GOWA – Presiden Jokowi meninjau proyek padat karya dalam kunjungannya ke Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel). Di bawah guyuran hujan lebat, Presiden yang mengenakan jas hujan lantaran cuaca di lokasi tak bersahabat, melihat langsung kegiatan padat karya tunai tersebut.
Ia pun mengapresiasi program padat karya yang dilakukan di Gowa, khususnya Sulsel, bahkan menyebut Sulsel bisa menjadi percontohan nasional untuk padat karya
Diketahui, program padat karya yang ditinjau Jokowi tersebut untuk membangun jalan produksi sepanjang 1.040 meter dan lebar 3 meter, dengan tenaga kerja yang berasal dari masyarakat dan kelompok tani sebanyak 50 orang. Adapun nilai dari padat karya tunai ini adalah Rp 600 juta.
Sementara, untuk pembangunan irigasi dengan membangun saluran sepanjang 581 meter dengan tenaga kerja sebanyak 150 orang dan nilai-nilai dari padat karya tunai sebesar Rp 675 juta.
“Apa yang dilakukan disini, bisa menjadi percontohan nasional. Dan saya tidak pernah ragu dengan Provinsi Sulsel, karena ada Pak Gubernur disini,” ujarnya.
Setelah peninjauan, Jokowi mengatakan, di Sulsel terdapat 380 lokasi padat karya tunai. Sementara itu, untuk upah yang diterima berbeda-beda antar daerah. Di Kabupaten Gowa misalnya, upah untuk tukang Rp 125 ribu per hari dan pembantunya Rp 85 ribu.
“Di Kabupaten Gowa standarnya seperti itu. Yang jelas mengikuti standar yang ada sehingga jangan sampai merusak pasar. Memang dibandingkan di Jawa Tengah itu hanya Rp 100 ribu per hari. Di lain tempat, di Sumbar Rp 110 ribu per hari. Jadi jangan dibanding-bandingkan,” terang Jokowi.
Sementara, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basoeki Hadimoeljono, menambahkan, selain pembangunan saluran irigasi tersier dan peningkatan jalan usaha tani di wilayah itu, Kementerian PUPR memiliki dua program padat karya lainnya di wilayah Gowa. Yakni revitalisasi saluran induk Bissua dan pemeliharaan jalan nasional.
Dari seluruh proyek itu, Basoeki memperkirakan akan melibatkan sedikitnya 500 tenaga kerja di daerah Gowa dengan total anggaran Rp1,6 miliar.
Untuk seluruh wilayah di Sulsel, sedikitnya terdapat 238 lokasi irigasi untuk program padat karya dengan anggaran Rp 53 miliar. Sementara untuk pemeliharaan jalan di, terdapat 64 lokasi dengan perkiraan biaya Rp 38,5 miliar.
“Mereka membuat sendiri, untuk kepentingan mereka sendiri, diberi honor dan diharapkan dapat meningkatkan daya beli masyarakat,” ujarnya.
(Iin Nurfahraeni)