INIPASTI.COM, TORAJA UTARA – Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo mendapat gelar adat pemimpin Kehormatan Toraja. Gelar yang diberikan yaitu Arrang Samalelena Sulsel Biak Marorronganna Babangan A’pa.
Gelar ini memiliki arti, pemberi cahaya terang di seluruh pantai dan pedalaman di Sulawesi Selatan. Pemberian gelar dilaksanakan pada Hari Ulang Tahun Toraja Utara ke-9 di Lapangan Bakti, Rantepao, Rabu (30/8).
SYL mendapat gelar, setelah melalui rapat masyarakat adat, dan langsung diberikan melalu prosesi pemberian gelar oleh Ketua Dewan Kehormatan Adat Toraja Layuk Saronggallo bersama anggota Dewan Adat Tilang Tandirerung.
“Dari dulu saya selalu mengaku orang Toraja, dan baru kali ini saya diberikan gelar adat toraja. Artinya saya sudah jadi orang Toraja,”kata Syahrul sambil tersenyum, dengan menggunakan baju adat merah.
Sementara itu Layuk Saronggallo mengatakan bahwa pemberian gelar kepada SYL melalui proses yang benar secara adat. Selain itu pertimbangan yang ada karena kontribusinya pada masyarakat Toraja Utara.
“Pemberian gelar dalam budaya dibenarkan, sepanjang melalui proses adat. Gelar ini akan berlaku seumur hidup. Semua gelar yang diberikan tersebut membuat seseorang semakin bijak” sebut Layuk.
Pemberian gelar dalam budaya Toraja diberikan kepada orang yang masih hidup ataupun yang telah meninggal. Ia menguraikan beget a
Layuk menguraikan beberapa hal menjadi pertimbangan sehingga SYL mendapat gelar ada kehormatan pemimpin Toraja. Diantaranya, selama menjabat dua periode harkat dan martabat masyarakat Toraja terjaga.
“Selama dua periode menjabat. Orang Toraja tidak bisa menyangkal tidak ada lagi yang mendiskreditkan masyarakat suku Toraja, tidak ada lagi pulang dengan rasa malu ke Toraja,” sebutnya.
Sementara itu Bupati Toraja Utara Kalatiku Paembonan menyebutkan beberapa pertimbangan lainnya, sehinhga SYL diberi gelar kehormatan karena sebagai penggagas Lovely Desember, memperjuangkan Bandara Buntu Kunyi, meningkatkan pendidikan dan terdapat kepala organisasi perangkat daerah dari warga Toraja, pembangunan patung Yesus dan rest area di wilayah sungai Sa’dan. (Iin Nurfahraeni)