INIPASTI.COM, MAKASSAR, – Jumardi Haruna Bakri dinilai sebagai legislator DPRD Sulsel membangkang. Pasalnya setelah dipecat oleh DPP PBB pada 2016 lalu, Jumardi Hanura ogah hengkang dari partai besutan Yusril Ihza Mahendra itu.
Bahkan Jumardi melakukan perlawanan dengan seolah-olah mencari alasan pembenaran untuk bertahan di PBB dan sebagai legislator di DPRD Provinsi Sulsel.
“Itulah yang membuat saudara Jumardi Haruna mengambil tindakan menyerang dengan melempar statement yang dampaknya akan kembali pada dirinya,” ujar Wakil Sekretaris DPW PBB Sulsel, Fadhil Muhammadong, Rabu 28 Maret 2018.
Fadhil mengatakan Jumardi duduk sebagai anggota legislator mewakili PBB dan hasil dan kontribusi partai dan sumbangsi suara dari Ketua DPW PBB Sulsel, Badaruddin Puang Sabang. Jadi salah dan keliru, jika statment Jumardi selama ini mengklaim secara sepihak bahwa dirinya menjadi legislator adalah berkat perjuangan dan hasil keringatnya sendiri.
“Saya jelaskan di sini, bahwa berdasarkan hasil perolehan suara saat pemilu 2014, di mana suara yang diperoleh Jumardi adalah 17.146 atau setara dengan 43,98 %. Nah dengan perolehan suara tersebut , maka yakinlah bahwa Jumardi tak akan mungkin lolos menjadi Anggota Legislator. Makanya, untuk bisa lolos sebagai legislator maka Suara Jumardi harus diakumulasi lagi dengan suara rekannya dalam Dapil yang sama (+/- 14,25% ),” terang Fadhil
Termasuk suara Badaruddin Puang Sabang yang jumlahnya 14.575 atau setara 37,98%. Lalu ditambah juga dari suara partai 4,37%, sehingga mencapai 100% sebagai syarat untuk mengutus Jumardi melenggang ke DPRD Sulsel.
“Jika dilihat dari sebaran perolehan suara tersebut, maka tambahan suara yang terbesar adalah dari Saudara Badaruddin P Sabang. Jika demikian, maka Jumardin Haruna harus berterima kasih kepada rekan-rekannya yang telah rela dan ikhlas untuk diakumulasikan suaranya demi meloloskan Jumardi sebagai Legislator,” jelasnya.
Namun apa yang terjadi, justru Jumardi menafikkan dan seakan mengingkari sumbangsi suara itu, dan malah mengklaim bahwa itu adalah jeri payah dirinya sendiri.
Tak hanya itu, Jumardi kategori legislator termalas, jika merujuk dari daftar absensi yang ada di kesekretariatan DPRD SulSel. Lalu jika demikian, maka bagaimana mungkin kinerjanya bisa maksimal jika tingkatkehadirannya dalam setiap even rapat dan kegiatan lainnya sangat minim.
Selain itu, ia menambahkan seluruh DPC PBB yang berada di Dapil Jumardin mengeluhkan tentang tidak adanya laporan, kunjungan, dan atau silaturrahmi yang dilakukan oleh Jumardi. Seharusnya dia turun ke konstituennya untuk kemudian menerima dan mendengar saran, keluhan dan aspirasi dari warga pemilihnya.
“Jika merunut secara runtut dari sekian masalah yang diperbuat oleh Jumardi, maka tak elok dan tak pantaslah saudara Jumardi untk terus bersikukuh mempertahankan kedudukan dan keberadaannya di gedung DPRD Sulsel, apalagi yang bersangkutan tak ada lagi hubungan secara organisasi (bukan lagi anggota),” tegas Fadhil.
(Muh Seilessy)