INIPASTI.COM, MAKASSAR – Difasilitasi Penjabat Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin, dua remaja yatim yang belum pernah menempuh pendidikan formal di bangku sekolah, dan tidak bisa berbahasa Indonesia, kini dititipkan di Balai Sentra Wirajaya Makassar melalui Kementerian Sosial dan Dinas Sosial Provinsi untuk mendapatkan pendidikan formal.
Kedua remaja tersebut adalah Muhammad Ardi (16 tahun), dan Muhammad Reski (12 tahun). Remaja bersaudara ini berasal dari Desa Sawah Tengah, Sinjai Tengah, Kabupaten Sinjai. Mereka hanya dapat berbahasa Bugis, dan tidak menguasai Bahasa Indonesia.
Penjabat Gubernur Bahtiar mengetahui kondisi mereka dan telah mengambil tindakan. Keduanya dititipkan di Balai Sentra Wirajaya Makassar melalui Kementerian Sosial dan Dinas Sosial Provinsi untuk mendapatkan pendidikan formal.
Kemudian, diundang untuk bertemu dan makan siang di Rumah Jabatan Gubernur yang terletak di Jalan Sungai Tangka, Kamis, 18 April 2024.
Saat bertemu keduanya, Bahtiar dengan hangat memeluk mereka. Suasana haru menjadi atmosfer pertemuan.
“Berterima kasih, mereka dikasih masuk sekolah ke Balai, saya terharu dan berterima kasih sekali. Termasuk mereka bisa datang ke sini,” ucap Rabasiah, kerabat mereka yang ikut diundang mengantar ke Rujab Gubernur.
Plt Kepala Dinas Sosial Sulsel, Faisal Malik, menyatakan, tindakan ini adalah bentuk empati dari gubernur yang selalu memperhatikan kalangan marginal. Keduanya adalah anak yatim yang benar-benar terlantar, dan mereka tidak memiliki keluarga yang mampu membantu. Oleh karena itu, melalui Kementerian Sosial dan Pemerintah Provinsi, memfasilitasi mereka dengan akomodasi tempat tinggal.
“Apalagi ini yang diterima adalah dua anak yatim yang betul-betul terlantar. Dia mau numpang sama keluarganya juga tidak mampu,” kata Malik.
Selain pendidikan formal, dua remaja ini juga akan diberikan keahlian dan keterampilan sebagai bekal masa depan mereka.
“Sehingga dari Kementerian Sosial dan Pemerintah Provinsi itu memfasilitasi. Baik akomodasi tempat tinggalnya. Dan nanti kalau mau kerja, dikasih kerja dari Kementerian Sosial,” imbuhnya.
Meskipun mereka belum bisa berbahasa Indonesia, pihak terkait akan memantau perkembangan mereka, agar bisa beradaptasi dengan lingkungan yang baru.
“Sementara kita lihat perkembangannya, bagaimana adaptasinya, karena mereka tidak bisa berbahasa Indonesia,” jelasnya.
Kepala Desa Sawah Tengah, Kecamatan Sinjai Tengah, Mapinoma, mengapresiasi tindakan ini dan berharap agar warganya terus mendapatkan perhatian khusus. Keduanya adalah anak pendiam yang belum pernah duduk di bangku SD, hanya mengikuti Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).
“Semoga kesempatan ini membawa perubahan positif bagi masa depan Muhammad Ardi dan Muhammad Reski,” harap Mapinoma.
(Iin Nurfahraeni)