Oleh: M. Chairul Arifin (Purnabakti Kementerian Pertanian, Alumni Unair)
INIPASTI.COM, Terkaman cuaca ekstrem berkepanjangan yang ditandai dengan curah hujan yang tinggi melampaui 50 mm per hari (hujan lebat) pada minggu terakhir Pebruari akan mempengaruhi usaha budidaya petani. Kejadian ini diikuti dengan terjadinya banjir yang merendam sawah petani di beberapa tempat yaitu di Mojokerto, Enrekang, Bontang, Sumbawa dan beberapa wilayah lainnya, padahal musim panen raya sudah dimulai sejak akhir Pebruari dan puncaknys pada bulan Maret-April semester pertama tahun ini.
Ditengah pengaruh alam tersebut para petani di bulan tersebut menurut Rilis Resmi BPS, 1 Maret 2023 masih menikmati surplus usaha.
NTP dan NTUP Pertanian
Secara umum Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Usaha Pertanian menunjukkan angka yang positip. NTP , 110,53 dengan kenaikan sebesar 0,63 persen dibandingkan bulan yang lalu..Kenaikan ini akibat Index Harga yang diterima petani (It) 128,12 atau meningkat 0,85 persen karena disumbang oleh komoditas perkebunan kelapa sawit, karet dan juga oleh komoditas jagung. Sedangkan Index yang dibayar oleh petani (Ib) sebesar 115,91 atau meningkat 0,26 persen disumbang oleh komoditas beras, bawang merah, cabai merah, dan rokok kretek filter.
Demikian juga NTUP Pertanian menunjukkan nilainya yang positif di angka 110,74 atau naik 0,71 persen disumbang oleh komoditas kelapa sawit, karet dan jagung. It 128,12 yang mengalami kenaikan 0,83 persen dan Ib yaitu Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal berupa Upah pemanenan, Upah Perawatan dan Bibit/benih.sebesar 115,70 atau naik 0,18 persen.
NTP adalah salah satu index untuk mengukur indikator kesejahteraan petani dengan membandingkan Index Harga yang diterima petani terhadap Index Harga yang dibayar petani. Sebagai koreksi terhadap NTP digunakan Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP), karena NTP ternyata memasukkan juga komponen diluar biaya produksi usaha tani. Nilai NTUP untuk sektor pertanian biasanya nilainya sedikit lebih tinggi yaitu 110,74 dengan kenaikan 0,71persen.yang diperoleh dari It 128,12 naik 0,09 persen
NTP dan NTUP Sub Sektor
Berdasarkan sub sektor terlihat bahwa hanya Tanaman Pangan dan Tanaman Perkebunan Rakyat yang mengalami surplus dan tumbuh positip. Sedangkan untuk Hortikultura, Peternakan serta sektor Perikanan yaitu Nelayan dan pembudi daya ikan semuanya menurun pertumbuhannya. Terlihat pula hanya Peternakan NTP nya berada dibawah angka 100 yang berarti masih mengalami defisit selain menurun tumbuhnya. Sedangkan Hortikultura, dan semua sektor perikanan masih surplus tapi perubahannya selama Pebruari menurun.
Adapun index NTP dan tingkat pertumbuhannya masing-masing sub sektor adalah Tanaman pangan dengan indexnya 105,09 tumbuh 1,28 persen, Hortikultura 115,03 ⏬ 1,01 persen, Tanaman Perkebunan Rakyat 127.01 dengan kenaikan 0,89 persen, Peternakan dengan 99,76 atau turun 0,59, sektor Perikanan 105,33, menurun -0,14 persen, Nelayan 105,74 turun -0,13 persen dan Pembudidaya Ikan dengan 104,99 turun -0,15 persen. .
NTUP untuk masing-masing sub sektor sama dengan Index sub sektor NTP hanya lebih tinggi sedikit tipis. Tanaman Pangan dengan Index 105,63 tumbuh positip, Hortikultura 112,10 turun , Tanaman Perkebunan Rakyat, 115,46 tumbuh , Peternakan 100,74 turun , Sektor Perikanan 106,07 turun persen, Nelayan turun persen dan pembudidaya ikan 105,54 turun .
Apabila dilihat secara spasial , maka 24 propinsi dinyatakan naik dengan tertinggi perubahannya di propinsi Sumatera Selatan 2,41 persen dan terdalam penurunan nya Bangka Belitung dengan -2, 25 persen. NTUP nya demikian juga untuk yang tertinggi di Sumatera Selatan dengan perubahannya 2,25 persen dan terdalam Bangka Belitung -2, 23 persen.
Semua sub sektor yang mengalami pertumbuhan turun tidak berarti defisit tapi tetap untung usaha hanya tingkat keuntungannya menurun. Perhatian hanya pada sub sektor. Peternakan yang NTP indexnya masih dibawah 100
Inflasi
Tingkat inflasi bulanan (m to m) yang berada di kisaran 0,16 persen, untungnya masih berada dibawah pertumbuhan Index NTP dan NTUP , sehingga petani masih menikmati ruang sedikit keuntungan dari usaha Pertanian. Inflasi bulanan ini akibat Harga beras, rokok kretek filter, bawang merah, cabai merah dan rokok putih.
Sedangkan inflasi tahunan (y on y) menurut Rilis BPS besarnya 5,74 persen lebih tinggi dari tahun sebelumnya 5,28 persen. Inflasi tahunannya disumbang oleh bensin, beras, bahan bakar rumah tangga, rokok filter dan tarif angkutan udara.
Di bulan berikutnya yaitu Maret 2023 semoga NTP dan NTUP Pertanian tetap surplus dan perubahan nya positip, apalagi Maret adalah puncak panen raya. Semoga petani Indonesia tetap sejahtera.