INIPASTI.COM, GOWA — Kedatangan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Mochammad Basuki Hadimuljono ke proyek pembangunan Bendungan Karaloe Kabupaten Gowa membawa perubahan jadwal proyek pembangunan. Ia meminta agar bendungan tersebut rampung sebelum tahun 2020.
” Saya mengharapkan bendungan Karaloe bisa selesai sebelum tahun 2020,” tegas Menteri PUPR ketika melihat secara langsung pembangunan proyek itu, Rabu, (19/4/2017).
Lebih lanjut, Basuki meminta kepada Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang, Agus Setiawan dan Kepala Satker SNVT Pembangunan Bendungan BBWS Pompengan-Jeneberang, Ansar untuk bekerja cepat. Hal itu diungkapkannya di hadapan Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo dan Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan.
“Saya menanti site plan terbaru dalam dua minggu kedepan. Kita harus bekerja cepat, jelas dan maksimal. Rakyat sudah merelakan tanahnya kita harus bekerja keras dan profesional mengerjakan proyek ini,” tambahnya setelah menerima penjelasan proyek.
Pembangunan bendungan Karaloe sudah dimulai sejak tahun 2013, namun terkendala dipembebasan lahan. “Kontrak kerja bendungan sudah mulai 2013 sampai 2017 namun terhalang di pembebasan lahan. Baru bisa terselesaikan di Maret 2017 setelah diselesaikan langsung oleh bupati dengan kesepakatan dengan masyarakat,” jelas Menteri PU.
Sementara itu, dikesempatan yang sama Syahrul Yasin Limpo mengapresiasi kerja Bupati Gowa dan Muspida dalam pembebasan lahan. Orang nomor satu di Sulsel ini juga mendukung percepatan pembangunan Karaloe. “Saya sangat setuju pembangunan selesai sebelum 2020. Kehadiran Karaloe akan membantu peningkatan perekonomian khususnya di pertanian,” jelas Gubernur dua periode ini.
Adnan purichta dalan pertemuan ini menjelaakan kehadiran bendungan di Gowa.” Bendungan Karaloe ini letaknya di Gowa berada di kecamatan Biringbulu dan Tompobulu. Diperuntukkan untuk mengaliri pertanian Jeneponto dan Takalar bukan untuk pertanian di Gowa. Namun bagi kami tidak menjai masalah.Kami orang Gowa tidak berpikir untuk Gowa semata namun untuk Sulsel dan Indonesia lebih baik,” jelas bupati termuda di KTI didampingi Camat Tompobulu, Samhari dan Camat Biringbulu, Yamin Basri.
Bendungan Karaloe dibangun dengan anggaran sekitar Rp 518 milliar akan dimanfaatkan untuk mereduksi banjir sebesar 203m3/det, mengaliri Kelara dan Karaloe seluas 7.004 ha, penyediaam air baku 440 lt/det, pembangkit tenaga listrik sekitar 4.5 MW.
Bahkan sektor pariwisata juga disasar dengan kehadiran Bendungan Karaloe. Menteri Bambang memimpikan bendungan ini seperti Waduk Gondang di Tawangmangun, Karanganyar DIY.
“Lokasi bendungan ini bagus, bisa jadi destinasi pariwisata baru di Gowa. Akan ada pembangunan resort disekitar tempat ini. Kita berharap akan menjadi seperti Waduk Gondang di Tawangmangun,” ujarnya menutup pembicaraan. (*)