INIPASTI.COM, JAKARTA – Kasus Lem Aibon makin mengemuka dibahas di ranah publik. Kasus tersebut merupakan satu dari sekian banyak tuduhan yang dialamatkan kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Pada ILC edisi Selasa, 12 November kemarin, Karni Ilyas mengangkat tema ‘Anies Tak Putus Dirundung Tuduhan’. Pada edisi tersebut, ILC menghadirkan beberapa tokoh. Salah satunya, Pengamat Politik M Qodari yang menguntungkan penyebab Anies Baswedan terus dituduh.
“Saya kira ada 3 alasan mengapa Anies tak putus dirundung tuduhan. Pertama, gubernur itu adalah pejabat publik. Kedua, DKI ini provinsi yang spesial, karena itu ekspektasinya sangat tinggi, baik dari masyarakat maupun dari media. Dan yang ketiga, Gubernurnya juga super duper spesial,” ungkapnya.
Oleh karena itu, “kalau tidak mau dituduh dan menjadi tertuduh dan dirundung tuduhan”, kata M Qodari “jangan jadi gubernur. Karena menurutnya, itu merupakan resiko sebagai pejabat publik, apalagi di era ‘zaman now’.
Untuk poin kedua yakni DKI sangat Spesial, dia mengurai kespesialan DKI Jakarta. Di antaranya, DKI Jakarta dianggap sebagai tempat orang-orang berpendidikan tinggi, gedung dan mall paling bagus ada di Jakarta, Sekolah di Jakarta jadi percontohan.
“Karena itu, pemerintahan di DKI Jakarta ini juga dianggap harus menjadi contoh yang paling baik bagi masyarakat di daerah. Karena menjadi yang terbaik, maka kalau ada problem-problem di DKI Jakarta ini, apalagi problemnya itu kira-kira dianggap mendasar maka kemudian publik menjadi sangat curiga atau sangat-sangat perhatian,” urainya.
Dia juga menyingkap bahwa Jakarta adalah Panggung Politik paling strategis menuju Pilpres 2024. Dalam pengamatannya, 3 wilayah yang secara administratif berpenduduk paling banyak adalah Jawa Barat (18 persen), Jawa Timur (16 persen), Jawa Tengah (13 persen). Namun dari sisi daya jangkau elektoral, yang paling luas adalah DKI Jakarta.
“Jadi, karena ini dibaca bahwa Gubernur DKI Jakarta ini adalah gubernur rasa presiden, memang Bung Anies harus betul-betul hati-hati, karena semua aspek ini bisa dianggap sebagai bagian atau proses menuju Pilpres 2024 yang akan datang. Jadi yang namanya masalah, yang namanya kontroversi, yang nanya -anggaplah- serangan politik, itu bisa saja,” katanya.
Dalam penjelasannya itu pula, dia menyibak Rakernas Nasdem. Dia menyebut bahwa Ketua Umum Nasdem Surya Paloh menyebut 3 nama calon presiden yang menjadi perhatiannya, yaitu Anies Baswedan, Ridwan Kamil, dan Khofifah Indar Parawansa. Dan nama Anies disebut pertama.
M Qodari pun menyarankan kepada Gubernur Anies untuk tetap tenang dan sabar. Karena menurutnya semua itu adalah batu ujian bagi seorang Anies Baswedan untuk naik kelas.
“Buktikan bahwa Anies Baswedan layak memimpin Jakarta. Buktikan bahwa Anies Baswedan -karena layak memimpin Jakarta- maka juga layak memimpin Republik Indonesia. Buktikan bahwa Anies Baswedan adalah Good Bener, bukan Gak Bener,” tegasnya.
“Memang DKI Jakarta ini gubernurnya adalah gubernur paling menarik untuk 2024 karena daya jangkaunya yang luar biasa. Gubernur DKI Jakarta itu, setuju atau tidak, adalah audisi capres. Siapapun Gubernur DKI Jakarta adalah peserta audisi calon presiden Republik Indonesia. Nah, Pak Anies harus membuktikan bahwa dia bisa bekerja dengan baik,” tutupnya.
(Sule)