INIPASTI.COM, MAKASSAR – “Apa kata Alquran tentang Toleransi” adalah tema yang diangkat dalam diskusi bulanan pengurus Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Sulsel, yang digelar di lantai 17, Gedung Menara Iqra Unismuh. Makassar, Kamis 17 Januari 2019.
Diskusi yang dimulai pada pukul 09.30, menampilkan dua pembicara, Wakil Ketua Dewan Pakar ICMI Sulsel, Prof Dr H Ahmad Sewang, MA dan Dr H Darwis Muhdina, M.Ag (Direktur Pascasarjana Unismuh Makassar).
Hadir sejumlah pengurus dan dewan pakar ICMI Sulsel, antara lain, Ketua ICMI Sulsel, Prof Dr Arismunandar, Ketua Dewan Pakar, Prof Dr Tahir Kasnawi yang sekaligus memandu acara diskusi, Rektor Unismuh Makassar, Prof Dr H Abdul Rahman Rahim, SE,MM, Ketua BPH Unismuh, Dr Ir HM Syaiful Saleh, M.Si, Prof Syafiuddin Saleh, Prof Alyas, Prof Dr Ir Ratnawati Tahir, Prof Dr dr Halim Mubin, M.Sc, Dr Ihyani Malik, Wakil Rektor IV, Ir H Saleh Molla, Dr Ir Nurdin Mappa, Andi Luhur, Eliza Meiyani, Nurlinda Aziz, Andi Tamzil, Muh. Ashary Sallatu dan sejumlah pengurus ICMI Sulsel.
Dalam diskusi ini cukup menarik karena yang dibahas kali ini adalah soal toleransi beragama. Kata toleransi adalah kalimat yang indah dan menarik, namun kadang-kadang salah memahami dan mempraktekannya sehingga itu merugikan umat Islam.
Dalam diskusi ini peserta sependapat bahwa toleransi dalam konteks ke Indonesiaan, itu mengedepankan persamaan ketimbang perbedaan. Karena negara sendiri telah menjamin tiap-tiap penduduknya untuk beribadah sesuai dengan agamanya masing-masing.
Darwis Muhyina, pemateri dalam diskusi mengatakan, dalam Alquran tidak pernah menyebut-nyebut kata tsaamuh/toleransi secara tersurat sehingga tidak akan pernah menemukan kata tersebut termaktub di dalamnya.
Namun, kata Direktur Pascasarjana Unismuh ini, bahwa meskipun kata toleransi tidak secara tersurat dalam Alquran, namun secara eksplisit Al-Quran menjelaskan konsep toleransi dengan segala batasan-batasannya secara jelas dan gamblang.
Oleh karena itu, ayat-ayat yang menjelaskan tentang toleransi dapat dijadikan rujukan dalam implementasi toleransi dalam kehidupan. Contoh, menghargai pendapat orang lain yang berbeda, tolong menolong untuk kemanusiaan tanpa memandang suku, ras, agama dan kepercayaan.
Darwis dengan tegas mengatakan, toleransi dalam Islam bukan berarti sinkretis. Karena pemahaman yang sinkretis dalam toleransi beragama merupakan kesalahan dalam memahami arti tsaamuh yang berarti menghargai yang dapat mengakibatkan pencampuran antara yang hak dan yang bathil, karena sikap sinkretis adalah sikap yang menganggap semua agama sama.
Dia kembali menegaskan bahwa sikap toleransi dalam Islam adalah sikap menghargai dan menghormati kayakinan dan agama lain di luar Islam, bukan menyamakan atau mensederajatkan dengan keyakinan Islam sendiri.
-Nasrullah-